Sulawesi Utara Terimalah Arah Pemantauan Basarnas Usai Gempa Filipina
Basarnas Manado, lembaga penyelamat nasional Indonesia, telah memantau langsung daerah di Sulawesi Utara setelah gempa 7,6 magnitudo yang mengguncang Filipina dan Talaud, Sulut. Kepala Kantor Basarnas Manado, George L. M. Randang, menyatakan bahwa tim SAR gabungan telah dikerahkan ke sejumlah titik pemantauan di wilayah tersebut untuk memantau kondisi perairan.
"Kami menyampaikan hasil pemantauan terkait informasi dari BMKG sehubungan dengan gempa di wilayah perairan Filipina. Ada daerah-daerah yang perlu diwaspadai terkait adanya pergeseran gelombang," kata Randang saat memberikan update terkait gempa tersebut.
Tim SAR Basarnas telah dikerahkan ke beberapa wilayah, termasuk Talaud, Tahuna, Manado, dan Minahasa Selatan. Menurut Randang, getaran gempa terasa ringan dan tidak menimbulkan kepanikan di masyarakat. Aktivitas warga di pesisir juga berjalan normal.
Namun, berdasarkan data BMKG, terdapat kenaikan muka air laut sebesar 0,16 meter di wilayah Sangihe pada pukul 09.29 WIB atau 10.29 WITA. Meski situasi saat ini dinilai aman dan terkendali, Basarnas Manado tetap mengimbau masyarakat agar tidak panik namun tetap waspada terhadap potensi perubahan kondisi laut.
"Kami mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan mengikuti arahan pemerintah, terutama melalui kanal resmi seperti BMKG dan BNPB," kata Randang. Basarnas Manado akan terus melakukan pemantauan bersama instansi terkait untuk memastikan kondisi perairan Sulawesi Utara tetap aman pasca gempa di Filipina.
Gempa 7,6 magnitudo yang mengguncang Filipina pada hari Jumat lalu juga memicu ketakutan masyarakat Indonesia. Menurut BMKG, gempa tersebut memiliki epicenter di sebelah utara Filipina dan berdampak pada wilayah Talaud dan Sulawesi Utara.
Basarnas Manado, lembaga penyelamat nasional Indonesia, telah memantau langsung daerah di Sulawesi Utara setelah gempa 7,6 magnitudo yang mengguncang Filipina dan Talaud, Sulut. Kepala Kantor Basarnas Manado, George L. M. Randang, menyatakan bahwa tim SAR gabungan telah dikerahkan ke sejumlah titik pemantauan di wilayah tersebut untuk memantau kondisi perairan.
"Kami menyampaikan hasil pemantauan terkait informasi dari BMKG sehubungan dengan gempa di wilayah perairan Filipina. Ada daerah-daerah yang perlu diwaspadai terkait adanya pergeseran gelombang," kata Randang saat memberikan update terkait gempa tersebut.
Tim SAR Basarnas telah dikerahkan ke beberapa wilayah, termasuk Talaud, Tahuna, Manado, dan Minahasa Selatan. Menurut Randang, getaran gempa terasa ringan dan tidak menimbulkan kepanikan di masyarakat. Aktivitas warga di pesisir juga berjalan normal.
Namun, berdasarkan data BMKG, terdapat kenaikan muka air laut sebesar 0,16 meter di wilayah Sangihe pada pukul 09.29 WIB atau 10.29 WITA. Meski situasi saat ini dinilai aman dan terkendali, Basarnas Manado tetap mengimbau masyarakat agar tidak panik namun tetap waspada terhadap potensi perubahan kondisi laut.
"Kami mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan mengikuti arahan pemerintah, terutama melalui kanal resmi seperti BMKG dan BNPB," kata Randang. Basarnas Manado akan terus melakukan pemantauan bersama instansi terkait untuk memastikan kondisi perairan Sulawesi Utara tetap aman pasca gempa di Filipina.
Gempa 7,6 magnitudo yang mengguncang Filipina pada hari Jumat lalu juga memicu ketakutan masyarakat Indonesia. Menurut BMKG, gempa tersebut memiliki epicenter di sebelah utara Filipina dan berdampak pada wilayah Talaud dan Sulawesi Utara.