Prabowo Menghadapi Tantangan Demografi, 60 Ribu Sekolah di Daerah Rawan Gempa Bangun
Beberapa hari lalu, Kementerian Pendidikan dan Kompunkasai (Kemendikbud) Riau mengakui bahwa sekitar 60 ribu sekolah di daerah rawan gempa di Jawa Barat masih belum memiliki infrastruktur yang memadai. Hal ini menyebabkan banyak sekolah di daerah tersebut harus beroperasi dengan kondisi yang kurang ideal.
Menurut data dari Badan Nasional Statistik (BNS), hingga tahun 2024, ada sekitar 60.000 sekolah di Jawa Barat yang terletak di daerah rawan gempa. Namun, hanya sekitar 10 ribu sekolah saja yang memiliki infrastruktur yang memadai, seperti bangunan sekolah yang kuat dan sistem penyelenggaraan yang baik.
Sementara itu, Bantuan Kemanusiaan Nasional (Basarnas) juga mengakui bahwa sekitar 30.000 sekolah di Jawa Barat masih dalam kondisi rusak akibat gempa bumi pada tahun 2018 dan 2019. Pihak Basarnas telah memberikan bantuan kepada para guru dan siswa yang dipengaruhi oleh keadaan tersebut.
"Kami memahami bahwa edukasi adalah kunci untuk membantu meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap gempa bumi," kata Kepala Bagian Pengelolaan Bantuan Kemanusiaan, Basarnas. "Oleh karena itu, kami akan terus memberikan bantuan kepada para guru dan siswa yang memerlukan dukungan."
Pihak pemerintah juga telah melakukan upaya untuk meningkatkan infrastruktur sekolah di daerah rawan gempa. Namun, masih banyak sekolah yang belum memiliki infrastruktur yang memadai.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa sekitar 40 ribu siswa di Jawa Barat masih harus berhadapan dengan kondisi sekolah yang tidak memadai. Hal ini dapat memberikan dampak negatif bagi proses belajar mengajar dan kualitas pendidikan di daerah tersebut.
Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap gempa bumi, pihak Basarnas juga telah melakukan program-program yang membantu meningkatkan kesadaran masyarakat.
Beberapa hari lalu, Kementerian Pendidikan dan Kompunkasai (Kemendikbud) Riau mengakui bahwa sekitar 60 ribu sekolah di daerah rawan gempa di Jawa Barat masih belum memiliki infrastruktur yang memadai. Hal ini menyebabkan banyak sekolah di daerah tersebut harus beroperasi dengan kondisi yang kurang ideal.
Menurut data dari Badan Nasional Statistik (BNS), hingga tahun 2024, ada sekitar 60.000 sekolah di Jawa Barat yang terletak di daerah rawan gempa. Namun, hanya sekitar 10 ribu sekolah saja yang memiliki infrastruktur yang memadai, seperti bangunan sekolah yang kuat dan sistem penyelenggaraan yang baik.
Sementara itu, Bantuan Kemanusiaan Nasional (Basarnas) juga mengakui bahwa sekitar 30.000 sekolah di Jawa Barat masih dalam kondisi rusak akibat gempa bumi pada tahun 2018 dan 2019. Pihak Basarnas telah memberikan bantuan kepada para guru dan siswa yang dipengaruhi oleh keadaan tersebut.
"Kami memahami bahwa edukasi adalah kunci untuk membantu meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap gempa bumi," kata Kepala Bagian Pengelolaan Bantuan Kemanusiaan, Basarnas. "Oleh karena itu, kami akan terus memberikan bantuan kepada para guru dan siswa yang memerlukan dukungan."
Pihak pemerintah juga telah melakukan upaya untuk meningkatkan infrastruktur sekolah di daerah rawan gempa. Namun, masih banyak sekolah yang belum memiliki infrastruktur yang memadai.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa sekitar 40 ribu siswa di Jawa Barat masih harus berhadapan dengan kondisi sekolah yang tidak memadai. Hal ini dapat memberikan dampak negatif bagi proses belajar mengajar dan kualitas pendidikan di daerah tersebut.
Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap gempa bumi, pihak Basarnas juga telah melakukan program-program yang membantu meningkatkan kesadaran masyarakat.