Bank Indonesia siap menurunkan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang masih berada di bawah potensinya. Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Juli Budi Winantya mengatakan, kebijakan moneter akan tetap mempertimbangkan stabilitas nilai tukar dan inflasi agar keseimbangan ekonomi terjaga.
Menurutnya, kebijakan ini tidak hanya bertujuan untuk menurunkan suku bunga, tapi juga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Pada bulan September 2024, Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga acuan enam kali dengan total penurunan 150 basis poin (bps). Suku bunga Deposit Facility saat ini berada di level 3,75 persen, sedangkan suku bunga Lending Facility ada di level 5,5 persen.
Pemerintah juga melakukan berbagai langkah ekspansif untuk meningkatkan likuiditas. Posisi Sertifikat Sekuritas Bank Indonesia (SRBI) telah dikurangi dari Rp924 triliun menjadi sekitar Rp700 triliun, yang menambah likuiditas sekitar Rp200 triliun ke pasar. Selain itu, BI juga melakukan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp270 triliun sepanjang 2025.
Juli Budi Winantya menjelaskan, bahwa suku bunga akan tetap diarahkan untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Kombinasi kebijakan ini bertujuan menjaga keseimbangan antara stabilitas dan pertumbuhan.
Menurutnya, kebijakan ini tidak hanya bertujuan untuk menurunkan suku bunga, tapi juga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Pada bulan September 2024, Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga acuan enam kali dengan total penurunan 150 basis poin (bps). Suku bunga Deposit Facility saat ini berada di level 3,75 persen, sedangkan suku bunga Lending Facility ada di level 5,5 persen.
Pemerintah juga melakukan berbagai langkah ekspansif untuk meningkatkan likuiditas. Posisi Sertifikat Sekuritas Bank Indonesia (SRBI) telah dikurangi dari Rp924 triliun menjadi sekitar Rp700 triliun, yang menambah likuiditas sekitar Rp200 triliun ke pasar. Selain itu, BI juga melakukan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp270 triliun sepanjang 2025.
Juli Budi Winantya menjelaskan, bahwa suku bunga akan tetap diarahkan untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Kombinasi kebijakan ini bertujuan menjaga keseimbangan antara stabilitas dan pertumbuhan.