Presiden Prabowo Subianto tampil dengan gaya komunikasi yang tegas, namun tidak berarti tidak peduli. Beliau menunjukkan kemampuan mengelola komunikasi strategis dengan pendekatan yang menggabungkan ketegasan dan empati. Gaya ini sangat penting dalam menjaga posisi Indonesia di tengah pusaran geopolitik dunia yang kompleks.
Bamsoet memaparkan Presiden Prabowo menunjukkan kemampuan mengelola komunikasi strategis dengan pendekatan yang menggabungkan ketegasan dan empati. Beliau tidak hanya menegaskan pentingnya kedaulatan, keadilan global, dan perdamaian dunia, tetapi juga berhasil menjembatani pandangan antara negara-negara Barat dan dunia Islam.
Dalam forum KTT Damai untuk Gaza, Presiden Prabowo berhasil menjemput perhatian dunia dengan pendekatan humanitarian diplomacy yang tidak berbasis tekanan, melainkan rasa percaya dan kepedulian. Ini merupakan bentuk kepemimpinan strategis yang menggabungkan komunikasi diplomatik dan negosiasi ekonomi.
Bamsoet menjelaskan bahwa kepemimpinan strategis menuntut komunikasi yang inklusif, agar masyarakat ikut memahami dan merasakan manfaat dari setiap kebijakan besar. Komunikasi publik yang terbuka dan dialog dua arah akan menjadi fondasi kepercayaan.
Namun, tidak hanya Presiden Prabowo yang memiliki kemampuan mengelola komunikasi strategis. Ada beberapa pemimpin dunia sukses yang telah menunjukkan kemampuan ini, seperti Angela Merkel dalam krisis migran Eropa dan Nelson Mandela dalam rekonsiliasi pasca apartheid.
Dunia akan menghargai pemimpin yang mampu mengubah kata menjadi kepercayaan, dan kepercayaan menjadi kekuatan. Presiden Prabowo harus terus memperbaiki gaya komunikasinya agar dapat lebih efektif dalam menjaga posisi Indonesia di tengah pusaran geopolitik dunia yang kompleks.
Bamsoet memaparkan Presiden Prabowo menunjukkan kemampuan mengelola komunikasi strategis dengan pendekatan yang menggabungkan ketegasan dan empati. Beliau tidak hanya menegaskan pentingnya kedaulatan, keadilan global, dan perdamaian dunia, tetapi juga berhasil menjembatani pandangan antara negara-negara Barat dan dunia Islam.
Dalam forum KTT Damai untuk Gaza, Presiden Prabowo berhasil menjemput perhatian dunia dengan pendekatan humanitarian diplomacy yang tidak berbasis tekanan, melainkan rasa percaya dan kepedulian. Ini merupakan bentuk kepemimpinan strategis yang menggabungkan komunikasi diplomatik dan negosiasi ekonomi.
Bamsoet menjelaskan bahwa kepemimpinan strategis menuntut komunikasi yang inklusif, agar masyarakat ikut memahami dan merasakan manfaat dari setiap kebijakan besar. Komunikasi publik yang terbuka dan dialog dua arah akan menjadi fondasi kepercayaan.
Namun, tidak hanya Presiden Prabowo yang memiliki kemampuan mengelola komunikasi strategis. Ada beberapa pemimpin dunia sukses yang telah menunjukkan kemampuan ini, seperti Angela Merkel dalam krisis migran Eropa dan Nelson Mandela dalam rekonsiliasi pasca apartheid.
Dunia akan menghargai pemimpin yang mampu mengubah kata menjadi kepercayaan, dan kepercayaan menjadi kekuatan. Presiden Prabowo harus terus memperbaiki gaya komunikasinya agar dapat lebih efektif dalam menjaga posisi Indonesia di tengah pusaran geopolitik dunia yang kompleks.