Maksud apa sih gak? Nggak bisa jadi kalau kita potong ekspor CPO kayak aja? Kalau penambahan kebutuhan, maksudnya juga harus ada konsekuensi untuk produksi atau lahan yang digunakan sih?
Sangat menarik banget rencana Menteri Bahlil nih . Kalau aku jujur, aku masih ragu-ragu juga dengan ide tersebut. Aku pikir kalau memotong ekspor CPO bukanlah solusi yang tepat. Itu bisa membuat kerugian bagi para petani kelapa sawit yang sudah banyak beban biaya dan ganti rugi yang tidak terjamin.
Aku rasa lebih baik kalau pemerintah fokus pada meningkatkan efisiensi produksi CPO, atau memperbaiki kualitas CPO itu sendiri. Kalau mau mengatur kebutuhan dalam & luar negeri melalui DMO, aku sarankan juga tapi harus ada ketentuan yang jelas untuk para petani dan konsumen. Penting juga untuk membuat kebijakan ini tidak membuat banyak orang kecewa atau takut tertipu .
Mengenai rencana Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral itu, aku pikir kalau kita harus memikirkan dampaknya terlebih dahulu... apakah kita benar-benar siap untuk mengurangi ekspor CPO? Itu seperti memotong sebatang pohon, tapi tidak tahu apa yang bakal terjadi di dalam tubuhnya. Kita harus pertimbangkan bagaimana caranya mengatur lahan dan sumber daya kita agar bisa bertahan. Memangkas ekspor mungkin bisa menjadi solusi, tapi juga perlu ada rencana yang matang untuk mengatasi konsekuensi yang mungkin terjadi. Apakah kita benar-benar siap untuk berubah?
aku pikir kalau memangkas ekspor CPO itu tidak apa-apa, tapi kalau kita intensifikasi lahan atau buka lahan baru juga bisa jadi solusi yang baik . tapi aku khawatir kalau opsi pembukaan lahan baru ini bisa bikin kerusakan lingkungan dan potensi banjir . kalo aku jadi kementerian, aku coba buat konsep yang lebih ramah lingkungan .