Presiden Joko Widodo Meneruskan Inisiatif Prabowo, Pemimpin Baru Berharap Menemukan Alternatif untuk Mengatasi Ketergantungan pada Impor Emas Antam.
Dalam pertemuan yang diselenggarakan oleh Sekretariat Presidensi, Bahlil Lahadalia, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menekankan pentingnya mencari alternatif baru dalam mengatasi ketergantungan Indonesia pada impor emas Antam. Menurutnya, pemerintah baru ini berharap bisa menemukan solusi yang lebih efektif untuk meningkatkan produksi emas domestik dan mengurangi ketergantungannya pada impor.
Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa pemerintah Prabowo Subianto telah melakukan evaluasi terhadap kebijakan lama terkait penanganan emas, yang sebelumnya dipimpin oleh Menteri ESDM Airlangga Hartarto. Menurut dia, hasil evaluasi tersebut menunjukkan bahwa ada beberapa kesempatan baru untuk meningkatkan produksi emas domestik dan mengurangi ketergantungannya pada impor.
"Bahan bakar terbarukan seperti emas memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu sumber daya yang berkelanjutan di masa depan," kata Bahlil. Ia menekankan bahwa pemerintah baru ini akan bekerja sama dengan sejumlah stakeholder, termasuk industri pertambangan dan perusahaan swasta, untuk mencari solusi yang lebih efektif dalam meningkatkan produksi emas domestik.
Pemerintah Prabowo Subianto juga telah menetapkan tujuan untuk meningkatkan produksi emas domestik menjadi 400.000 oz per tahun hingga 2028. Tujuan ini diharapkan dapat membantu mengurangi ketergantungannya pada impor emas Antam dan meningkatkan pendapatan negara.
Dalam keseluruhan, Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa pemerintah Prabowo Subianto akan bekerja sama dengan sejumlah stakeholder untuk mencari solusi yang lebih efektif dalam meningkatkan produksi emas domestik dan mengurangi ketergantungannya pada impor.
Dalam pertemuan yang diselenggarakan oleh Sekretariat Presidensi, Bahlil Lahadalia, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menekankan pentingnya mencari alternatif baru dalam mengatasi ketergantungan Indonesia pada impor emas Antam. Menurutnya, pemerintah baru ini berharap bisa menemukan solusi yang lebih efektif untuk meningkatkan produksi emas domestik dan mengurangi ketergantungannya pada impor.
Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa pemerintah Prabowo Subianto telah melakukan evaluasi terhadap kebijakan lama terkait penanganan emas, yang sebelumnya dipimpin oleh Menteri ESDM Airlangga Hartarto. Menurut dia, hasil evaluasi tersebut menunjukkan bahwa ada beberapa kesempatan baru untuk meningkatkan produksi emas domestik dan mengurangi ketergantungannya pada impor.
"Bahan bakar terbarukan seperti emas memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu sumber daya yang berkelanjutan di masa depan," kata Bahlil. Ia menekankan bahwa pemerintah baru ini akan bekerja sama dengan sejumlah stakeholder, termasuk industri pertambangan dan perusahaan swasta, untuk mencari solusi yang lebih efektif dalam meningkatkan produksi emas domestik.
Pemerintah Prabowo Subianto juga telah menetapkan tujuan untuk meningkatkan produksi emas domestik menjadi 400.000 oz per tahun hingga 2028. Tujuan ini diharapkan dapat membantu mengurangi ketergantungannya pada impor emas Antam dan meningkatkan pendapatan negara.
Dalam keseluruhan, Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa pemerintah Prabowo Subianto akan bekerja sama dengan sejumlah stakeholder untuk mencari solusi yang lebih efektif dalam meningkatkan produksi emas domestik dan mengurangi ketergantungannya pada impor.