Gelombang hujan yang membawa bahaya rahasia yang tidak kita lihat. Mikroplastik yang seringkali dilemparkan ke laut, tiba-tiba jadi musuh baru bagi kesehatan kulit kita. Penyakit penuaan dini telah menjadi kejadian sehari-hari, namun banyak yang masih belum menyadari bahwa penyebabnya mungkin ada di tempat kita tidak sengaja menggali.
Secara ilmiah, studi eksperimental menunjukkan bahwa partikel nanoplastik yang sangat kecil dapat melewati lapisan kulit kita dan mencapai dermis. Di sana, mikroplastik ini bisa berinteraksi dengan sel imun dan menyebabkan reaksi peradangan kronis ringan. Jika terus berlanjut, hal itu bisa mempercepat proses penuaan kulit atau bahkan membuat hiperpigmentasi.
Selain itu, beberapa polimer plastik dapat melepaskan spesies oksidasi reaktif (ROS) saat terkena sinar UV, sehingga memperburuk kerusakan DNA pada sel kulit. Jadi, meski efek langsungnya mungkin tidak segera tampak, paparan berulang dan kronis terhadap mikroplastik berpotensi menyebabkan gangguan kulit jangka panjang.
Orang dengan komorbiditas seperti diabetes melitus, penyakit autoimun, atau gangguan imun lainnya sangat rentan terhadap efek buruk ini. Pada individu dengan diabetes, misalnya, fungsi sawar (lapisan terluar) kulit dan kemampuan regenerasi jaringan sudah menurun. Jika paparan mikroplastik disertai zat toksik seperti logam berat, maka proses inflamasi kulit dapat berlanjut lebih lama dan menghambat penyembuhan luka.
Secara ilmiah, studi eksperimental menunjukkan bahwa partikel nanoplastik yang sangat kecil dapat melewati lapisan kulit kita dan mencapai dermis. Di sana, mikroplastik ini bisa berinteraksi dengan sel imun dan menyebabkan reaksi peradangan kronis ringan. Jika terus berlanjut, hal itu bisa mempercepat proses penuaan kulit atau bahkan membuat hiperpigmentasi.
Selain itu, beberapa polimer plastik dapat melepaskan spesies oksidasi reaktif (ROS) saat terkena sinar UV, sehingga memperburuk kerusakan DNA pada sel kulit. Jadi, meski efek langsungnya mungkin tidak segera tampak, paparan berulang dan kronis terhadap mikroplastik berpotensi menyebabkan gangguan kulit jangka panjang.
Orang dengan komorbiditas seperti diabetes melitus, penyakit autoimun, atau gangguan imun lainnya sangat rentan terhadap efek buruk ini. Pada individu dengan diabetes, misalnya, fungsi sawar (lapisan terluar) kulit dan kemampuan regenerasi jaringan sudah menurun. Jika paparan mikroplastik disertai zat toksik seperti logam berat, maka proses inflamasi kulit dapat berlanjut lebih lama dan menghambat penyembuhan luka.