Korsel dan AS akan bekerja sama mengembangkan kapal selam bertenaga nuklir untuk meningkatkan kemampuan pertahanan dan melindungi kedua negara dari ancaman Korea Utara. Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Pete Hegseth, mengatakan bahwa aliansi antara Korsel dan AS akan lebih kuat dari sebelumnya dan sangat penting bagi Asia-Pasifik.
Pada pertemuan tahunan Security Consultative Meeting (SCM) di Seoul, Hegseth menyampaikan komitmen AS untuk bekerja sama dengan Departemen Luar Negeri dan Departemen Energi untuk memenuhi komitmen Presiden Donald Trump. Kapal selam bertenaga nuklir tersebut akan beroperasi pada 2030.
Korsel mengatakan bahwa kapal selam bertenaga nuklir ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan kemampuan pertahanan dan memperluas kolaborasi industri bersama. Menteri Pertahanan Korsel, Ahn Gyu-back, menekankan bahwa Korsel merupakan anggota Perjanjian Nonproliferasi Senjata Nuklir (NPT), tetapi komitmen mereka terhadap denuklirisasi Semenanjung Korea masih "tak tergoyahkan".
Pertemuan ini juga membahas tentang langkah-langkah praktis untuk memodernisasi aliansi antara Korsel dan AS. Menteri Hegseth menyampaikan bahwa ia sangat terdorong oleh komitmen Menteri Ahn untuk meningkatkan anggaran pertahanan dan berinvestasi lebih besar pada kemampuan militer ROK.
Kapal selam bertenaga nuklir ini akan menjadi bagian dari upaya kedua negara untuk menjaga perdamaian di Asia-Pasifik. Menteri Hegseth menegaskan bahwa kunjungannya ke Zona Demiliterisasi (DMZ) pada Senin menunjukkan inti dari aliansi antara Korsel dan AS: melindungi Korsel dari ancaman Korea Utara.
Pada pertemuan tahunan Security Consultative Meeting (SCM) di Seoul, Hegseth menyampaikan komitmen AS untuk bekerja sama dengan Departemen Luar Negeri dan Departemen Energi untuk memenuhi komitmen Presiden Donald Trump. Kapal selam bertenaga nuklir tersebut akan beroperasi pada 2030.
Korsel mengatakan bahwa kapal selam bertenaga nuklir ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan kemampuan pertahanan dan memperluas kolaborasi industri bersama. Menteri Pertahanan Korsel, Ahn Gyu-back, menekankan bahwa Korsel merupakan anggota Perjanjian Nonproliferasi Senjata Nuklir (NPT), tetapi komitmen mereka terhadap denuklirisasi Semenanjung Korea masih "tak tergoyahkan".
Pertemuan ini juga membahas tentang langkah-langkah praktis untuk memodernisasi aliansi antara Korsel dan AS. Menteri Hegseth menyampaikan bahwa ia sangat terdorong oleh komitmen Menteri Ahn untuk meningkatkan anggaran pertahanan dan berinvestasi lebih besar pada kemampuan militer ROK.
Kapal selam bertenaga nuklir ini akan menjadi bagian dari upaya kedua negara untuk menjaga perdamaian di Asia-Pasifik. Menteri Hegseth menegaskan bahwa kunjungannya ke Zona Demiliterisasi (DMZ) pada Senin menunjukkan inti dari aliansi antara Korsel dan AS: melindungi Korsel dari ancaman Korea Utara.