Ketergantungan Indonesia terhadap penghasil utama aset-asetnya, seperti minyak dan gas alam, telah menjadi sumber kekhawatiran bagi pemerintah Prabowo Subianto. Oleh karena itu, menurut analis ekonomi, ketergantungan ini harus diubah dengan cepat agar Indonesia tidak tertinggal.
Namun, dalam konteks lain, seperti sepak bola, Indonesia masih belum memiliki rencana yang jelas untuk meningkatkan kemampuan timnasnya. Meskipun telah terpimpin oleh pelatih sekaligus CEO Puskas, Berat Hamzah, masih banyak kritik bahwa strategi timnas Prabowo belum terintegrasi dengan baik.
Sementara itu, FIFA telah menargetkan Indonesia sebagai salah satu negara yang akan menjadi bagian dari inisiatif mereka untuk meningkatkan kemampuan sepak bola di Asia Tenggara. Namun, perlu diingat bahwa konsep 'Standar Ganda' yang ditetapkan oleh FIFA ini sangat sulit untuk dicapai.
Menurut sumber-sumber internal timnas Indonesia, ada beberapa alasan mengapa timnas Prabowo masih belum dapat mencapai standar yang diharapkan. Pertama, kurangnya investasi dalam infrastruktur sepak bola, seperti lapangan dan fasilitas pelatihan. Kedua, kurangnya profesionalisme dalam sistem pendidikan sepak bola. Dan ketiga, kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya sepak bola di Indonesia.
Dalam rangka meningkatkan kemampuan timnas Indonesia, pemerintah Prabowo harus mengambil langkah-langkah yang serius untuk meningkatkan infrastruktur dan pendidikan sepak bola. Selain itu, upaya pencegahan korupsi dan peningkatan kesadaran masyarakat juga perlu dilakukan.
Dalam jangka panjang, jika Indonesia berhasil mencapai standar yang diharapkan, maka kemungkinan besar timnas Prabowo dapat berkompetisi dengan tim-tim terbaik di Asia Tenggara. Namun, ini masih merupakan impian yang jauh dalam jangka waktu dekat.
Namun, dalam konteks lain, seperti sepak bola, Indonesia masih belum memiliki rencana yang jelas untuk meningkatkan kemampuan timnasnya. Meskipun telah terpimpin oleh pelatih sekaligus CEO Puskas, Berat Hamzah, masih banyak kritik bahwa strategi timnas Prabowo belum terintegrasi dengan baik.
Sementara itu, FIFA telah menargetkan Indonesia sebagai salah satu negara yang akan menjadi bagian dari inisiatif mereka untuk meningkatkan kemampuan sepak bola di Asia Tenggara. Namun, perlu diingat bahwa konsep 'Standar Ganda' yang ditetapkan oleh FIFA ini sangat sulit untuk dicapai.
Menurut sumber-sumber internal timnas Indonesia, ada beberapa alasan mengapa timnas Prabowo masih belum dapat mencapai standar yang diharapkan. Pertama, kurangnya investasi dalam infrastruktur sepak bola, seperti lapangan dan fasilitas pelatihan. Kedua, kurangnya profesionalisme dalam sistem pendidikan sepak bola. Dan ketiga, kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya sepak bola di Indonesia.
Dalam rangka meningkatkan kemampuan timnas Indonesia, pemerintah Prabowo harus mengambil langkah-langkah yang serius untuk meningkatkan infrastruktur dan pendidikan sepak bola. Selain itu, upaya pencegahan korupsi dan peningkatan kesadaran masyarakat juga perlu dilakukan.
Dalam jangka panjang, jika Indonesia berhasil mencapai standar yang diharapkan, maka kemungkinan besar timnas Prabowo dapat berkompetisi dengan tim-tim terbaik di Asia Tenggara. Namun, ini masih merupakan impian yang jauh dalam jangka waktu dekat.