Kota Surabaya Gelontorkan Uang Berharga untuk Atlet Porprov Jatim 2025, Tunggu apa lagi?
Dalam upaya menunjukkan rasa apresiasi terhadap atlet yang berhasil membawa nama baik kota ini di ajang Porprov Jatim 2025, Pemerintah Kota Surabaya (Pemkot) telah memberikan bonus sebesar Rp42,7 miliar kepada atlet-atlet yang telah berhasil meraih medali. Namun, apa yang membuat pemerintah kota ini bersemangat untuk menyiapkan uang hingga itu? Bagaimana proses penetapan penerima bonus di lakukan?
Menurut Kepala KONI Surabaya, Budi Hoslih, proses penetapan penerima bonus dilakukan setelah Pemerintah KONI Jawa Timur menerima surat keputusan dari KONI Jatim. Langkah ini penting untuk menghindari kesalahan data yang dapat menyebabkan atlet tidak mendapatkan bonus mereka.
Namun, prosesnya tidak selalu berjalan dengan lancar. Setelah dilakukan verifikasi oleh KONI Kota Surabaya, ada beberapa nama atlet yang harus diverifikasi kembali. "Sehingga kita harus mengirim surat lagi ke KONI Jatim agar nama-nama itu tidak hilang," kata Hoslih.
Dia menekankan pentingnya ketelitian dalam proses penetapan penerima bonus untuk menghindari kesalahpahaman yang dapat menyebabkan atlet tidak mendapatkan bonus mereka. "Kalau prosesnya sudah benar, pasti kita akan lebih cepat dari daerah kabupaten/kota lainnya," kata Hoslih.
Salah satu atlet cabor judo perorangan peraih medali perak di Porprov Jatim 2025, Cyrila Aurora Khanza Paramesti (13), mengaku bangga bisa membawa nama baik Kota Surabaya di ajang tersebut. "Rasanya senang banget karena cita-cita saya menjadi angkatan," ujar Khanza.
Meskipun bonus yang diterima bukan hal utama bagi Khanza, namun dia lebih fokus pada prestasi dan kemampuan dirinya sendiri untuk bisa mengharumkan nama Kota Surabaya. "Harapannya ke depan saya jauh lebih baik ingin mengharumkan nama Surabaya lagi untuk mendapatkan emas di ajang selanjutnya," pungkasnya.
Dengan memberikan bonus sebesar Rp42,7 miliar, Pemerintah Kota Surabaya telah menunjukkan rasa apresiasi terhadap atlet yang berhasil membawa nama baik kota ini. Namun, apa yang lebih penting adalah ketelitian dalam proses penetapan penerima bonus untuk menghindari kesalahpahaman dan memastikan bahwa atlet-atlet tersebut mendapatkan reward yang mereka harapkan.
Dalam upaya menunjukkan rasa apresiasi terhadap atlet yang berhasil membawa nama baik kota ini di ajang Porprov Jatim 2025, Pemerintah Kota Surabaya (Pemkot) telah memberikan bonus sebesar Rp42,7 miliar kepada atlet-atlet yang telah berhasil meraih medali. Namun, apa yang membuat pemerintah kota ini bersemangat untuk menyiapkan uang hingga itu? Bagaimana proses penetapan penerima bonus di lakukan?
Menurut Kepala KONI Surabaya, Budi Hoslih, proses penetapan penerima bonus dilakukan setelah Pemerintah KONI Jawa Timur menerima surat keputusan dari KONI Jatim. Langkah ini penting untuk menghindari kesalahan data yang dapat menyebabkan atlet tidak mendapatkan bonus mereka.
Namun, prosesnya tidak selalu berjalan dengan lancar. Setelah dilakukan verifikasi oleh KONI Kota Surabaya, ada beberapa nama atlet yang harus diverifikasi kembali. "Sehingga kita harus mengirim surat lagi ke KONI Jatim agar nama-nama itu tidak hilang," kata Hoslih.
Dia menekankan pentingnya ketelitian dalam proses penetapan penerima bonus untuk menghindari kesalahpahaman yang dapat menyebabkan atlet tidak mendapatkan bonus mereka. "Kalau prosesnya sudah benar, pasti kita akan lebih cepat dari daerah kabupaten/kota lainnya," kata Hoslih.
Salah satu atlet cabor judo perorangan peraih medali perak di Porprov Jatim 2025, Cyrila Aurora Khanza Paramesti (13), mengaku bangga bisa membawa nama baik Kota Surabaya di ajang tersebut. "Rasanya senang banget karena cita-cita saya menjadi angkatan," ujar Khanza.
Meskipun bonus yang diterima bukan hal utama bagi Khanza, namun dia lebih fokus pada prestasi dan kemampuan dirinya sendiri untuk bisa mengharumkan nama Kota Surabaya. "Harapannya ke depan saya jauh lebih baik ingin mengharumkan nama Surabaya lagi untuk mendapatkan emas di ajang selanjutnya," pungkasnya.
Dengan memberikan bonus sebesar Rp42,7 miliar, Pemerintah Kota Surabaya telah menunjukkan rasa apresiasi terhadap atlet yang berhasil membawa nama baik kota ini. Namun, apa yang lebih penting adalah ketelitian dalam proses penetapan penerima bonus untuk menghindari kesalahpahaman dan memastikan bahwa atlet-atlet tersebut mendapatkan reward yang mereka harapkan.