Anies Singgung Masalah Bagi-bagi Jabatan, Ariza Gerindra Menjawab

Pemerintahan yang mengajak putra-putri terbaik bangsa untuk membantu, tapi apa sebenarnya itu? Mantan tandem Anies di Balai Kota Jakarta, Ahmad Riza Patria menjawab presiden Prabowo Soedirohoemadi tentang praktik pemerintahan yang dinilainya semakin transaksional dan mengabaikan kepentingan publik.

"Semua presiden punya cara masing-masing ya, menyusun kabinet," kata Riza kepada wartawan di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan. Namun, dia juga menyinggung praktik pemerintahan yang dinilainya semakin transaksional dan mengabaikan kepentingan publik.

Prabowo memilih putra-putri terbaik untuk membantunya dalam kabinet, tapi siapa yang akan menjadi perangkat lunak? Siapa yang akan menjadi perangkat keras? Riza menjawab bahwa semua presiden punya cara masing-masing, tapi yang penting adalah hasil kinerja dari orang-orang yang dipilih.

"Yang penting nanti kita lihat hasilnya apa, apa pendapat masyarakat. Semua program-program yang dibuat, dihadirkan Bapak Presiden Prabowo untuk kepentingan rakyat bangsa," pungkasnya.

Mantapnya, kritik ini disampaikan Anies saat menghadiri Dialog Kebangsaan Gerakan Rakyat Indonesia di Hotel UTC Semarang. Ia menyoroti bahwa jabatan dipandang sebagai pendapatan, dan tidak boleh dibiarkan republik ini berjalan di dalam rel yang salah.

"Jangan biarkan republic ini berjalan di dalam rel yang salah. Apa yang terjadi? Di depan layar sepertinya semua baik-baik saja. Tapi di balik layar ada percakapan tertutup yang tak pernah keluar ke publik," lanjutnya.

Dia juga menyerukan agar meritokrasi atau sistem yang menempatkan orang berdasarkan kompetensi dan prestasi, harus dikembalikan menjadi arus utama di institusi pemerintahan.

"Kembalikan meritokrasi di dalam pemerintahan dan kehidupan bernegara. Posisi diberikan pada yang berprestasi, bukan diberikan karena koneksi," tegasnya.
 
πŸ˜’ aku pikir gini, kalau mantan tandem Anies yang ini masih ngomong soal transaksionalitas pemerintahan, tapi sekarang dia sendiri sudah masuk ke dalam sistem itu πŸ™„. kan siapa lagi yang bisa dia percaya?

aku rasa penting buat kita selalu waspada dan tidak terpeleset oleh kepentingan pribadi. kalau di balik layar ada percakapan tertutup yang tak pernah keluar ke publik, itu artinya sudah terlalu serius ya πŸ€”.

kita harus fokus pada apa yang bisa kita lakukan buat memperbaiki sistem ini, giliran kita! πŸ™Œ
 
Gue pikir ini kalau mantan tandem Anies terus memilih untuk membicarakan hal ini juga kayak gue. Gue rasa Prabowo juga sama-sama suka ngobrol tentang apa yang harus dibuat dan dihadirkan kepada masyarakat, tapi kunci jadi bagaimana hasilnya nanti. Kalau kita lihat secara keseluruhan, apa yang terjadi adalah pemerintahan ini semakin transaksional dan koneksi lebih penting daripada kompetensi.
 
omong omongan nggak penting sih, tapi apa yang penting adalah siapa yang akan menjadi perangkat lunak di belakang pemerintahan ini πŸ€”πŸ‘€. Mungkin putra-putri terbaik itu cuma biar Prabowo bisa bilang "aku punya anak-anak bangsa" dan jadi semangat nasionalis... waaaah πŸ™„. Tapi serious ya, kembalikan meritokrasi aja lah, jangan tolong ada orang yang dipilih karena koneksi atau favoritisme πŸ’―πŸ‘.
 
Maksudnya sih semakin banyak praktik transaksional ini, pemerintah gak bisa salah lagi lagi πŸ€”. Mereka buat putra-putri terbaik untuk membantu, tapi apa hasilnya? Apa yang penting itu sih? Jangan lupa aja nilai-nilai kepentingan publik, ya! Semuanya dianggap sebagai bisnis, ini gak enak banget. Kita harus lebih hati-hati sih, di balik layar apa yang sebenarnya terjadi? πŸ™„
 
Pikiran saya saat membaca cerita ini adalah: bagaimana caranya bisa semua presiden punya cara masing-masing dalam membuat kabinet? Siapa nanti yang menjadi perangkat lunak dan siapa yang menjadi perangkat keras? Mereka memilih putra-putri terbaik, tapi apa hasilnya nanti? Masyarakat Indonesia butuh kesepakatan untuk bisa tahu kebenaran dari semua itu.
 
Gue penasaran sih siapa nanti yang bakanya mantap di kabinet Prabowo... siapa yang bakanya perangkat lunak? πŸ€” Mungkin sih itu yang terpenting, tapi gue rasa juga penting buat nanti kita lihat hasilnya apa, apa pendapat masyarakat. Apa program-program yang dibuat itu benar-benar dihadirkan untuk kepentingan rakyat atau hanya sekedar ritual? 🀝
 
Bolanya sih, praktik pemerintah ini kayak persibalan antara PSIS dengan Baru-Baru Berani, apa yang penting adalah hasilnya nanti siapa aja bisa dihitung. Tapi kalau saya lihat lagi, kayaknya ada yang tidak beres. Jika putra-putri terbaik dipilih untuk membantu, tapi hasilnya siapa aja bisa dianggap sebagai kemenangan? Nah, itu kayaknya seperti pertandingan sepak bola dimana pengganti yang masuk dari bench bisa jadi bisa jadi bisa mengubah permainan. Tapi kalau tidak ada kontrol atas keseimbangan tim, gampang terjadi kesalahpahaman sih.
 
aku rasa kayaknya ada sesuatu yang salah di sini... apa benar putra-putri terbaik bangsa hanya dipilih karena koneksi saja? aku ingin melihat siapa-siapa yang sebenarnya bakat dan kompeten, bukan orang yang hanya memiliki hubungan dengan orang-orang penting di pemerintahan.
 
aku pikir ini kalau menteri-menteri pilih orang terbaik buat jadi kabinet, tapi apa yang benar? siapa yang dipesta kan? aku suka aja kalau ada cara yang bisa kita lihat hasilnya apa, tidak seperti mantan tandem Anies dia bilang hasil dari orang yang dipilih. tapi siapa yang nanti akan menjadi perangkat lunak dan keras? aku malas ngeliat sih
 
Gue suka sekali gini kira-kira siapa yang akan dipilih oleh prabowo.. mungkin orang yang cerdas tapi nggak punya hubungan dengan masyarakat? apa yang penting nanti hasilnya apa?
 
Pernah nonton program 'Putra Putri Bangsa' kan? Sepertinya di tahun depan akan ada kabinet yang terdiri dari mereka kan? Saya penasaran siapa yang bakanya perangkat lunak dan siapa yang bakanya perangkat keras πŸ€”. Tapi apa jadi? Semua hanya untuk kepentingan presiden kan? Rasanya gini seperti sistem pemerintahan yang lebih transaksional daripada di masa lalu. Saya harap presiden bisa memberikan hasil yang baik dan bukan hanya sekedar memberi kesempatan pada orang-orang yang berkenalan dengannya saja 😐.
 
Wahhh broooo! Makin serius aja kalau anies benar-benar ingin mengambil alih pemerintahan, dia harus jujur dengan rakyat ya! Yang penting adalah hasilnya apa, bukan siapa yang dipilih dulu. Kita lihat hasilnya, kita lihat apakah program-program yang dibuat nyambung atau tidak. Dan kalau ada kesalahan, maka harus ditanggapi dengan bijak, broo!

Dan aku rasa anies benar-benar ingin mengubah sistem pemerintahan kita. Dia mengatakan kembali pentingnya meritokrasi, tapi sebenarnya dia ingin menghilangkan praktik pemerintahan yang terlalu transaksional. Dia ingin orang berdasarkan kompetensi dan prestasi, bukan karena koneksi ya!

Dan aku penasaran siapa yang akan menjadi perangkat lunak dan keras dalam kabinet Prabowo? Yang pasti kita harus menunggu hasilnya, broooo!
 
Maksudnya sih apa yang ada di balik semuanya? Apakah hanya sekedar pilihan pasangan presiden aja atau ada yang lebih dalam? Saya rasa kita harus lebih teliti lagi tentang cara kerja pemerintahan ini, terutama soal transparansi dan akuntabilitas. Jika semua itu semata-mata untuk memenuhi kepentingan presiden saja, maka itu bukan yang baik. Kita harus berharap bahwa putra-putri terbaik yang dipilih bisa membawa perubahan positif dalam kabinet, tidak hanya sekedar ada di sana sini. Saya harap siapa pun yang dipilih bisa menjadi perangkat lunak yang baik untuk pemerintahan ini πŸ€”
 
Saya pikir ini gampang banget kan? Presiden memilih putra-putri terbaik untuk membantunya, tapi siapa yang akan menjadi real MVP? πŸ€” Apakah itu sih perangkat lunak atau perangkat keras?

Saya rasa pentingnya adalah hasil kinerja dari orang-orang yang dipilih, tapi bagaimana caranya kita bisa memastikannya? Tapi saya pikir yang terpenting bukan siapa saja yang dipilih, tapi bagaimana program-program yang dibuat itu dihadirkan untuk kepentingan rakyat. 🀝

Saya lihat ada cerita lain di balik layar ini. Sepertinya ada percakapan tertutup yang tidak pernah keluar ke publik. Saya pikir pentingnya kita harus terbuka dan jujur tentang apa yang sedang terjadi. πŸ’¬
 
gak percaya sih, putra-putri terbaik bangsa itu apa sih? apalagi kalau mereka nggak punya kompetensi sama sekali? rasanya gini aja, pemerintah ngajak mereka jadi perangkat keras, tapi nggak ada rasa tanggung jawab yang tulus. mantan tandem Anies sih yang benar-benar berani bicara tentang hal ini. dia benar-benar khawatir bahwa pemerintahan ini semakin transaksional dan tidak peduli dengan kepentingan publik. tapi apa yang bisa kita lakukan?
 
"Siapa sih yang tahu apa yang dimaksud dengan 'putra-putri terbaik' itu? Mungkin mereka adalah orang-orang yang sudah lama tinggal di Jakarta, tapi bagaimana kalau di desa-seduak ini, siapa yang bisa menjadi 'putra-putri terbaik'? Yang penting adalah hasil kinerja dari orang-orang yang dipilih, tapi apa yang pasti itu? Kita harus melihat dari situasi di lapangan, bukan hanya berbicara-bicara. Meritokrasi itu penting, tapi juga perlu diperhatikan bagaimana sistem ini bisa terapung di masyarakat, ya..." 😊
 
πŸ˜‚πŸ€£ apa aja sih, pemerintah mau ajak anak muda untuk membantu, tapi gak jelas siapa yang akan menjadi kunci utama ya? πŸ€” mantan tandem Anies sendiri bilang ini semua bisa diatasi dengan cara yang berbeda, tapi gak ada yang jujur sih, kan? 😜 seperti Prabowo yang bilang ingin ajak anak muda terbaik, tapi siapa aja itu? πŸ€‘ bisa dibilang sih, ini masih transaksional aja! πŸ˜…
 
🀯 apa sih yang mau dibicarakan nih? Presiden Prabowo aja jadi bapak kekayaan, siapa yang akan menjadi perangkat lunak dan keras? kayaknya dia juga tidak sadar bahwa rakyat Indonesia yang sudah banyak beban, tapi dia cuma peduli dengan koneksi dan kekayaannya aja. anies benar banget, jangan biarkan republic ini berjalan di dalam rel yang salah πŸš‚πŸ’₯
 
Pikirnya sih kalau ini gini, siapa aja yang dipilih nanti kalau tidak kompeten? Apalagi Prabowo sih yang bisa mengatur apa aja di dalam pemerintahannya. Kalau minta kepentingan publik, mending buat strategi yang lebih transparan dan jelas, jangan cuma memilih orang mana saja. Bayak orang yang dipikirkan, tapi bagaimana hasilnya nanti?
 
kembali
Top