Pemerintah Indonesia saat ini masih mencari cara untuk memperkuat generasi muda di tanah air. Mendukung mereka agar memiliki kekuatan dan kemampuan yang lebih besar dalam menghadapi tantangan di masa depan merupakan hal yang sangat penting.
Bicara tentang generasi muda, mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menilai bahwa mereka memiliki potensi untuk melakukan perubahan di masa depan. Namun, karena usianya, anak muda belum memiliki pengalaman yang cukup dalam menghadapi berbagai tantangan.
Menurut Anies, "Memang anak muda karena usianya dia belum memiliki pengalaman, karena itulah anak muda tidak menawarkan masa lalu, anak muda menawarkan masa depan." Dia juga menyebutkan bahwa kekuatan anak muda tidak boleh disepelekan.
Di Jakarta Pusat terdapat sebuah trotoar yang dikenal sebagai tempat orang menyeberang, namun kemudian diubah menjadi catwalk oleh anak muda. Ini disebut "Citayam Fashion Week". Kekuatan anak muda ini tidak boleh disalahartikan dengan kekurangan pengalaman.
Anies juga menyampaikan bahwa buku Leadership XYZ yang ditulis bersama Dedi Wijaya dan Sarah Ardiwinata adalah sebuah contoh bagaimana dialog lintas generasi dapat menghadirkan kebijaksanaan baru. Buku ini didedikasikan untuk almarhum Syafiq Basri, seorang dosen di London School of Public Relation yang pernah menjadi wartawan.
"Menulis kepemimpinan itu bukan soal siapa lahir lebih dulu, tapi soal siapa mau mendengar," kata Anies. Dia juga menyebutkan bahwa banyak organisasi dan perkumpulan sulit maju dan berkembang karena terlalu banyak yang ingin didengar, namun tidak ada orang yang mau mendengar.
Di dalam buku ini, ketiga penulis berbagi pengalaman sebagai Ketua OSIS dari generasi yang berbeda. Mereka juga berbagi cerita tentang bagaimana mereka pernah menjadi Ketua OSIS dan bagaimana pengalaman tersebut membantu mereka dalam mencari cara untuk meningkatkan kemampuan sebagai pemimpin.
Buku ini diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi pembaca yang ingin menapaki kepemimpinan.
Bicara tentang generasi muda, mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menilai bahwa mereka memiliki potensi untuk melakukan perubahan di masa depan. Namun, karena usianya, anak muda belum memiliki pengalaman yang cukup dalam menghadapi berbagai tantangan.
Menurut Anies, "Memang anak muda karena usianya dia belum memiliki pengalaman, karena itulah anak muda tidak menawarkan masa lalu, anak muda menawarkan masa depan." Dia juga menyebutkan bahwa kekuatan anak muda tidak boleh disepelekan.
Di Jakarta Pusat terdapat sebuah trotoar yang dikenal sebagai tempat orang menyeberang, namun kemudian diubah menjadi catwalk oleh anak muda. Ini disebut "Citayam Fashion Week". Kekuatan anak muda ini tidak boleh disalahartikan dengan kekurangan pengalaman.
Anies juga menyampaikan bahwa buku Leadership XYZ yang ditulis bersama Dedi Wijaya dan Sarah Ardiwinata adalah sebuah contoh bagaimana dialog lintas generasi dapat menghadirkan kebijaksanaan baru. Buku ini didedikasikan untuk almarhum Syafiq Basri, seorang dosen di London School of Public Relation yang pernah menjadi wartawan.
"Menulis kepemimpinan itu bukan soal siapa lahir lebih dulu, tapi soal siapa mau mendengar," kata Anies. Dia juga menyebutkan bahwa banyak organisasi dan perkumpulan sulit maju dan berkembang karena terlalu banyak yang ingin didengar, namun tidak ada orang yang mau mendengar.
Di dalam buku ini, ketiga penulis berbagi pengalaman sebagai Ketua OSIS dari generasi yang berbeda. Mereka juga berbagi cerita tentang bagaimana mereka pernah menjadi Ketua OSIS dan bagaimana pengalaman tersebut membantu mereka dalam mencari cara untuk meningkatkan kemampuan sebagai pemimpin.
Buku ini diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi pembaca yang ingin menapaki kepemimpinan.