Status Nonaktif untuk Orang Tua Pemimpin SMAN di Banten: "Tidak Mau Menghadapi Akibatnya"
Sebuah kejadian mengejutkan terjadi di sebuah sekolah menengah atas (SMA) di Banten, di mana seorang kepala sekolah dilarang menghadahi ayah seorang siswa yang merokok di depan wajahnya. Ayah tersebut, yang dikenal sebagai "pria berkulit hitam" dengan latar belakang politik yang terkena sorot mata penegak hukum, telah menentukan bahwa ia tidak akan menghadapi akibat dari tindakannya.
Sementara itu, orang tua lain di sekolah pun mulai mengambil inisiatif untuk memutuskan hubungan dengan anak-anak mereka yang terlibat dalam perokohan. Beberapa di antaranya bahkan telah mengajukan permohonan status nonaktif untuk kepala sekolah tersebut, menuduhnya tidak mampu mengelola sekolah tersebut dengan efektif.
"Kita tidak ingin melihat anak-anak kita terlibat dalam kegiatan perokohan yang berbahaya itu lagi-lagi," kata seorang ibu yang tidak ingin diidentifikasi. "Sekolah harus menjadi tempat belajar yang aman dan sehat, bukan tempat bagi anak-anak untuk merokok dan mengambil risiko hidup mereka."
Menurut sumber di sekolah, kepala sekolah tersebut telah dilarang menghadahi ayah siswa tersebut setelah konfrontasi antara keduanya, yang berakhir dengan ayah itu menempelkan tanda-tanda kecegahan pada wajah kepala sekolah tersebut.
"Maka dari itu, kita memutuskan untuk tidak menghadahi akibatnya lagi," kata sumber tersebut. "Kita tidak ingin melihat kepala sekolah tersebut terus-menerus menghadahi dan mengancam anak-anak kami."
Pengajuan status nonaktif bagi kepala sekolah tersebut diharapkan dapat menjadi contoh bagi sekolah lain yang memiliki masalah serupa untuk mengambil tindakan yang lebih efektif.
Sebuah kejadian mengejutkan terjadi di sebuah sekolah menengah atas (SMA) di Banten, di mana seorang kepala sekolah dilarang menghadahi ayah seorang siswa yang merokok di depan wajahnya. Ayah tersebut, yang dikenal sebagai "pria berkulit hitam" dengan latar belakang politik yang terkena sorot mata penegak hukum, telah menentukan bahwa ia tidak akan menghadapi akibat dari tindakannya.
Sementara itu, orang tua lain di sekolah pun mulai mengambil inisiatif untuk memutuskan hubungan dengan anak-anak mereka yang terlibat dalam perokohan. Beberapa di antaranya bahkan telah mengajukan permohonan status nonaktif untuk kepala sekolah tersebut, menuduhnya tidak mampu mengelola sekolah tersebut dengan efektif.
"Kita tidak ingin melihat anak-anak kita terlibat dalam kegiatan perokohan yang berbahaya itu lagi-lagi," kata seorang ibu yang tidak ingin diidentifikasi. "Sekolah harus menjadi tempat belajar yang aman dan sehat, bukan tempat bagi anak-anak untuk merokok dan mengambil risiko hidup mereka."
Menurut sumber di sekolah, kepala sekolah tersebut telah dilarang menghadahi ayah siswa tersebut setelah konfrontasi antara keduanya, yang berakhir dengan ayah itu menempelkan tanda-tanda kecegahan pada wajah kepala sekolah tersebut.
"Maka dari itu, kita memutuskan untuk tidak menghadahi akibatnya lagi," kata sumber tersebut. "Kita tidak ingin melihat kepala sekolah tersebut terus-menerus menghadahi dan mengancam anak-anak kami."
Pengajuan status nonaktif bagi kepala sekolah tersebut diharapkan dapat menjadi contoh bagi sekolah lain yang memiliki masalah serupa untuk mengambil tindakan yang lebih efektif.