Aliansi Jawa Barat: Satu Tahun Prabowo-Gibran Jauh dari Cita-cita Reformasi

Prabowo-Gibran: Tiga Tahun Penuh dengan Malapetaka, Rakyat Jawa Barat Tuntaskan Reformasi Sejati

Pagi ini, puluhan organisasi masyarakat sipil, serikat buruh, kelompok mahasiswa, dan pegiat lingkungan berkumpul di Bandung, Jawa Barat untuk mengekspresikan ketidaksengajaan mereka dengan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Pernyataan ini, yang dilakukan dalam aksi reflektif pada Senin, 20 Oktober 2025, adalah bentuk perlawanan rakyat yang menuntaskan cita-cita reformasi sejati.

Menurut Aliansi Warga Jawa Barat, pemerintahan tersebut merupakan masa penuh malapetaka bagi bangsa. Mereka menganggap kekuasaan dijalankan dengan watak populis dan militeristik yang mengabaikan hak asasi manusia, lingkungan, agraria, pendidikan, serta reformasi politik.

27 Tuntutan untuk Pemerintah

Dalam rilis sikap mereka, Aliansi Warga Jawa Barat menetapkan 27 tuntutan untuk pemerintah. Beberapa di antaranya adalah desakan agar segera mengesahkan RUU Masyarakat Hukum Adat, reformasi agraria sejati, serta pertanggungjawaban negara atas kegagalan program Food Estate yang merusak lingkungan dan merugikan masyarakat adat.

Selain itu, mereka juga menuntaskan pembebasan aktivis dan massa aksi yang ditahan, penghentian kriminalisasi terhadap masyarakat sipil, serta pembubaran rencana penulisan ulang sejarah nasional yang dianggap berpotensi memanipulasi fakta-fakta masa lalu.

Realokasi APBN untuk Pendidikan dan Pemerintahan Berubah

Mereka juga mendesak realokasi APBN untuk pendidikan serta evaluasi total terhadap program makan bergizi gratis (MBG) yang sarat penyalahgunaan. Selain itu, pemerintah diminta menuntaskan pelanggaran HAM masa lalu, merevisi UU KPK, dan mendorong reformasi sistem partai politik agar lebih transparan.

Jika 27 tuntutan tersebut diabaikan, Aliansi Warga Jawa Barat akan memperluas konsolidasi rakyat di berbagai sektor. Mereka menegaskan bahwa mereka akan memperkuat perlawanan hingga tercapainya reforma agraria sejati dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
 
Gue paham kalo kalau pemerintahan Prabowo ini benar-benar tidak memikirkan rakyat. Kita ingat aja kapan dia punya visi untuk melayani bangsa? Sekarang dia hanya memikirkan kekuasaan dan militerisminya. Gue tidak percaya kalau RUU Masyarakat Hukum Adat bisa jadi segera dikenalkan, karena itu bukan prioritas pemerintahan ini. Kita harus selalu waspada dan mengekspresikan kekecewaan kita terhadap tindakan-tindakannya yang tidak adil 🤬
 
pemerintahan prabowo ini benar-benar tidak enak mata... 27 tuntutan itu pasti sudah cukup untuk diabaikan, tapi kalau nggak, rasanya warga jawa barat akan terus mengekspresikan ketidaksengajaan mereka. aku pikir reformasi sejati itu penting banget, tapi aku juga tahu bahwa reformasi itu tidak mudah... kita harus sabar dan tekun untuk mencapai cita-cita kita 💡
 
Gue pikir pemerintah itu jadi makin korup dan jauh dari pandangan rakyat. Mereka yang menjadi kepemimpinan ini hanya sibuk memperkuat kekuasaan dan tidak peduli dengan masalah rakyat. Kalau gak ada tekanan dari masyarakat, pemerintah ini akan jadi makin sembarangan. Perlu diingat, reformasi itu bukan cuma tentang mengganti kepemimpinan tapi juga tentang memperbaiki kesejahteraan rakyat.
 
ini ya kabar gembira banget! pemerintah harus beralih dari watak populis dan militeristik itu, kerenya! kalau mau reformasi, jangan jadi sekadar kata-kata, tapi tindakan yang nyata! aku yakin kalau rakyat Jawa Barat dan Indonesia sebagai giliran. pemerintah harus mendengarkan suara rakyat, bukan hanya mewarisi kekuasaan yang lama. aku harap reformasi sejati bisa tercapai, begitu aja!
 
Pagi ini aku dengerin cerita tentang aksi di Bandung, Jawa Barat. Aku rasa kawan-kawannya yang hidup di sana sangat kecewa dengan pemerintahan yang ada sekarang. Mereka bilang bahwa pemerintah itu jadi masalah besar bagi bangsa Indonesia. Kekuasaan yang dipimpin oleh Prabowo dan Gibran terus mengelilingi watak populis dan militeristik, bahkan melewatkan hak asasi manusia, lingkungan, agraria, pendidikan, serta reformasi politik.

Aku rasa aku sendiri juga merasakan kesan tersebut. Aku masih ingat saat-saat revolusi 1998-1999 di Jakarta. Aku pikir pemerintah yang ada sekarang terlalu jauh dari aspirasi rakyat seperti kita. Mereka harus benar-benar memperhatikan kebutuhan masyarakat, bukan hanya fokus pada kekuasaan dan kepentingan elite.

Itu karena aku pikir rakyat Indonesia sangat sibuk dengan pekerjaan dan kehidupan sehari-hari, tapi mereka juga perlu menjadi suara yang kuat untuk meminta perubahan. Aku harap pemerintah dapat mendengar aspirasi kita dan melakukan reformasi yang sejati.
 
kembali
Top