Alasan Menteri PU Latih Santri Agar Terampil Konstruksi

Kementerian Pekerja Umum (PU) memanggil 2.500 santri setiap tahun untuk mendapatkan keterampilan dasar konstruksi infrastruktur, tapi bukan berarti mereka akan menjadi tukang bangunan. Menteri PU Dody Hanggodo mengatakan pelatihan itu hanya memberikan pengetahuan dasar dan tidak menjanjikan pekerjaan sebagai tukang bangunan. Dia menjelaskan bahwa program ini adalah komitmen pemerintah untuk menjaga budaya swasembada di lingkungan pesantren.

Dody mengatakan pelatihan konstruksi itu bukan wajib, tapi terbuka untuk siapa saja yang tertarik. Dia juga mengakui bahwa target 2.500 santri setiap tahun bisa berbeda-beda karena keinginan masing-masing santri. Untuk tahun ini, dia belum mengetahui total santri yang sudah ikut pelatihan.
 
Aku pikir program ini memang bagus banget! Karena banyak kalian santri yang bisa mendapatkan pengetahuan dasar tentang konstruksi infrastruktur dan masih bisa memilih apa yang ingin dipelajari di masa depan. Tapi, aku harap pemerintah bisa memberikan bantuan lebih bagi mereka yang mau ikut pelatihan ini, seperti biaya perjalanan atau tempat tinggal. Aku rasa itu akan membuat banyak kalian lebih mudah untuk berpartisipasi dan tidak terhenti karena alasan keuangan.
 
Pengumuman dari Kementerian PU tentang pelatihan konstruksi infrastruktur bagi santri itu agak berisik, kan? Mungkin pemerintah ingin memastikan bahwa santri tidak terjebak di tempat dan dapat mengembangkan keterampilan yang berguna. Tapi, aku rasa program ini juga perlu lebih jelas tentang apa yang bisa diharapkan dari pelatihan itu. Apakah benar-benar tidak ada harapan untuk menjadi tukang bangunan? Aku rasa perlu ada klarifikasi lebih lanjut tentang program ini 😊
 
Saya pikir ini salah arah kita harus fokuskan diri kita, aku bayangkan jika kita sibuk dengan hal konstruksi, kita tidak akan memiliki waktu untuk belajar teknologi lainnya yang bisa membantu kita di masa depan 🤔. Dan kalau mereka sudah lulus pelatihan itu, siapa yang menjamin pekerjaan mereka ada? Aku rasa kita harus lebih fokus pada pendidikan yang lebih luas dan variatif, seperti belajar bahasa asing atau teknologi terkini.
 
Aku rasa program ini agak kabur sih, kalau gini bukan bikin semuanya paham konstruksi tapi tidak ada pekerjaan di akhirnya? Mereka bilang itu memberikan pengetahuan dasar, tapi apa itu artinya? Aku rasa kalau mereka mau nyaman saja dengan teknologi modern, mungkin sudah ada solusi yang lebih baik.
 
Maksudnya kalau PU memanggil 2500 santri setiap tahun untuk mendapatkan keterampilan dasar konstruksi, tapi tidak berarti mereka akan jadi tukang bangunan. Menteri Dody Hanggodo bilang sih pelatihan itu hanya memberikan pengetahuan dasar dan tidak menjanjikan pekerjaan sebagai tukang bangunan. Makanya kalau kamu tertarik dengan konstruksi, bisa ikut pelatihan ini 😊. Tapi aku pikir ini juga bisa membuat banyak muda-mudi lebih sadar akan pentingnya swasembada di lingkungan pesantren.
 
Gue pikir ini sangat keren! Dody Hanggodo kayaknya benar-benar peduli dengan budaya swasembada di pesantren. Santri bisa belajar konstruksi, tapi juga bisa jadi tukang bangunan atau apa pun yang diinginkan mereka. Gue senang gue bisa ikut pelatihan ini nanti, kayaknya banyak info tentang konstruksi yang bisa dipelajari 🤔. Dody juga kayaknya cerdas banget, dia tidak hanya membicarakan program ini saja, tapi juga menjelaskan bagaimana cara kerjanya dan apa yang diharapkan dari pelatihan ini. Gue punya teman yang santri, mungkin gue bisa ajak mereka ikut pelatihan nanti 😊.
 
yaa, bikin aku penasaran nih... sih kalau santri dipelepas kan untuk jadi tukang bangunan setelah lulus, tapi gak ada janji punyanya? kayaknya perlu baca lebih lanjut tentang program ini, apakah ada yang bisa melihat hasil pelatihan itu ya? 😊
 
Maksudnya apa sih? Pelatihan konstruksi itu kan cuma memberikan pengetahuan dasar aja, bukan menjanjikan pekerjaan? Saya ingat saat saya masih SMP, ada program yang sama di sekolah, tapi malah membuatku bingung. Saat ini, kayaknya santri bisa ikut pelatihan konstruksi, tapi gak dipaksa kan? Mungkin itu baik-baik aja, tapi saya juga ingat ketika masih kecil, ibu saya selalu mengajarkanaku cara berbagai hal, dari memasak hingga membuat peralatan rumah tangga. Tapi, sepertinya ini bukan seperti itu aja... Saya rasa pelatihan konstruksi itu harus lebih serius, tidak cuma sekedar memberikan pengetahuan dasar aja...
 
Maksudnya apa sih kalau banyak sekali santri ikut pelatihan tapi tidak semua mau menjadi tukang bangunan? Mungkin ada yang ingin kuliah, atau jadi pengusaha, atau bahkan yaikin kaya... aku pikir itu pilihan hidup yang lebih luas daripada hanya menjadi tukang bangunan. Tapi aku juga setuju dengan Dody, karena kalau kita tidak menanam budaya swasembada di santri, maka apa lagi kita lakukan? 🤔💡
 
Gue rasa kalau program ini agak mirip dengan hal yang sering terjadi di universitas-uni, yaitu banyak orang mahasiswa yang ikut pelatihan tapi akhirnya malah mencari pekerjaan di luar sana... 😐. Tapi mungkin gue salah, karena disini ada perbedaan besar yaitu mereka tidak hanya belajar, tapi juga harus bekerja keras untuk mencapai tujuan budaya swasembada di pesantren. 🤔.

Aku pikir kalau pemerintah harus memberikan informasi yang lebih jelas tentang apa yang ditawarkan oleh program ini, agar orang-orang yang tertarik tidak kecewa... 😊. Dan mungkin juga perlu ada syarat-syarat yang lebih ketat untuk menjadi santri yang ikut pelatihan ini, agar mereka benar-benar siap untuk bekerja keras dan mengembangkan diri... 💪.
 
Gue pikir pemerintah benar-benar punya strategi yang baik banget buat mengajarkan budaya swasembada di kalangan pesantren. Konsep ini membuat aku berpikir, apa sebenarnya makna memiliki keterampilan dasar konstruksi? Tidak hanya sekedar bisa ngebangun infrastruktur, tapi juga bagaimana kita bisa mengaplikasikan ilmu itu dalam hidup sehari-hari. Dan siapa nanti yang akan menjadi penggerak perubahan di masyarakat? Belum tentu hanya santri aja yang bisa menjadi perubahan besar. 🤔
 
Saya pikir program ini nggak sepenuhnya transparan, kan? Menteri PU bilang pelatihan konstruksi itu hanya memberikan pengetahuan dasar, tapi siapa tahu nanti siapa yang sebenarnya mendapatkan pekerjaan di proyek-proyek konstruksi? Saya pikir ada kecurangan yang bisa terjadi disini. 🤔
 
kalah sengit aja bukan? makanya pemerintah ngebawa program ini, tapi jangan salahpikiran, pelatihan itu bukan tentang menjadi tukang bangunan biasa-biasa aja. menteri PU itu bilangannya jelas, tapi siapa tahu ada santri yang mau jadi tukang bangunan, dia punya kebebasan untuk memilih. aku pikir ini salah strategi, karena kalau nanti santri itu lulus pelatihan, tapi masih bisa jadi kaya gaji 4 juta per bulan, aku rasa mereka akan tergoda, dan takut jadi tukang bangunan "seperti" yang diibaratkan.
 
😊 Maksudnya itu kayak apa sih? Program untuk santri itu bukan untuk membuat mereka menjadi tukang bangunan, tapi hanya memberikan pengetahuan dasar aja... Mungkin pemerintah ingin memastikan agar generasi muda ini tetap swasembada dan tidak terjebak di bidang konstruksi saja, kan? 🤔 Saya pikir itu cukup baik, karena banyak santri yang mungkin tidak punya minat untuk bekerja di bidang konstruksi. Tapi, siapa tahu nanti ada yang suka banget dan ingin menjadi tukang bangunan, itu juga wajar ya 😊.
 
aku senang sekali ya, program ini memang sangat bagus banget! aku pikir itu gampang sekali bagai mana bisa kita ketahui apa aja kebutuhan keterampilan di masa depan ya? tapi aku rasa ada sesuatu yang harus kita perhatikan, yaitu bagaimana pelatihan ini benar-benar membantu para santri agar mereka bisa menjadi wirausaha sendiri. aku ingin melihat apakah program ini memang memberikan kesempatan yang adil bagi semua orang, bukan hanya bagi mereka yang sudah memiliki kemampuan tertentu. 🤗
 
Ku pikir program itu kayak kelas dasar sekolah, kan? Tapi siapa tau kalau di tahun-tahun lainya ada banyak lulusan yang mau bekerja sebagai tukang bangunan... :sia

Dan aku sengaja tidak paham mengapa kementerian harus memanggil santri untuk pelatihan ini. Aku pikir lebih baik kalau mereka fokus pada pendidikan formal aja, bukan perlu memanggil dari pesantren. Dan siap-siap juga kalau ada yang mau bekerja di luar sana, tapi aku rasa pemerintah harus memberikan informasi yang jelas tentang program ini... 🤔
 
Pelatihan konstruksi infrastruktur itu nggak asal-asalan aja, tapi aku kayaknya curiga kalau program ini hanya buat sekedar cerminan dari pemerintah tentang kemampuan kita dalam membuat infrastruktur... tapi siapa tahu kalau sebenarnya ada manfaatnya, misalnya siapa tahu itu bisa membantu masyarakat rural atau hal yang serius seperti menghadapi bencana alam. tapi aku still skeptical, gimana jadi jika setelah lulus pelatihan, santri itu malah ke tempat lain cari pekerjaan? nggak ada garantie kalau mereka bisa mendapatkan pekerjaan di tempat konstruksi...
 
kembali
Top