Konflik Israel dan Hamas kembali memanas setelah gencatan senjata diberlakukan mulai 10 Oktober 2025. Pihak Israel melancarkan serangan udara berdalih menyerbu puluhan target teror Hamas di seluruh Jalur Gaza, sementara pihak Hamas membantah tuduhan IDF bahwa mereka tidak mengetahui adanya bentrokan pada daerah yang dikuasai Israel.
Menurut Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Hamas meluncurkan rudal anti-tank dan menembaki mereka yang melakukan pembongkaran infrastruktur di Rafah, Jalur Gaza. IDF menuduh Hamas telah melakukan pelanggaran gencatan senjata, sehingga memaksa mereka untuk mengumumkan kembali menerapkan gencatan senjata.
Serangan udara Israel ke Jalur Gaza berakhir malam hari dan menyebabkan korban warga Palestina sebanyak 44 orang, termasuk enam pejuang Hamas dan salah satu komandan lapangan senior. Sementara itu, pihak otoritas kesehatan Gaza mengatakan bahwa para korban di antaranya adalah wanita dan anak-anak.
Sementara itu, Israel menyatakan bahwa serangan udara mereka dilakukan untuk menyerang fasilitas penyimpanan senjata, infrastruktur yang digunakan untuk aktivitas teroris, pos penembakan, sel teroris, dan lokasi infrastruktur teroris tambahan. Namun, Hamas membantah tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa tidak ada bentrokan pada daerah yang dikuasai Israel.
Kendati demikian, serangan udara satu hari oleh Israel telah menimbulkan kekhawatiran terhadap jalannya perdamaian di Jalur Gaza. Penduduk yang tinggal di selatan Rumah Sakit Eropa sekitar Rafah mendengar suara tembakan artileri dan guncangan ledakan, sementara penduduk juga melaporkan sedikitnya ada 12 serangan di udara di Khan Younis timur.
Menurut Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Hamas meluncurkan rudal anti-tank dan menembaki mereka yang melakukan pembongkaran infrastruktur di Rafah, Jalur Gaza. IDF menuduh Hamas telah melakukan pelanggaran gencatan senjata, sehingga memaksa mereka untuk mengumumkan kembali menerapkan gencatan senjata.
Serangan udara Israel ke Jalur Gaza berakhir malam hari dan menyebabkan korban warga Palestina sebanyak 44 orang, termasuk enam pejuang Hamas dan salah satu komandan lapangan senior. Sementara itu, pihak otoritas kesehatan Gaza mengatakan bahwa para korban di antaranya adalah wanita dan anak-anak.
Sementara itu, Israel menyatakan bahwa serangan udara mereka dilakukan untuk menyerang fasilitas penyimpanan senjata, infrastruktur yang digunakan untuk aktivitas teroris, pos penembakan, sel teroris, dan lokasi infrastruktur teroris tambahan. Namun, Hamas membantah tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa tidak ada bentrokan pada daerah yang dikuasai Israel.
Kendati demikian, serangan udara satu hari oleh Israel telah menimbulkan kekhawatiran terhadap jalannya perdamaian di Jalur Gaza. Penduduk yang tinggal di selatan Rumah Sakit Eropa sekitar Rafah mendengar suara tembakan artileri dan guncangan ledakan, sementara penduduk juga melaporkan sedikitnya ada 12 serangan di udara di Khan Younis timur.