Kebutuhan bahan bakar nasional terus meningkat, tetapi Indonesia masih mengimpor 70% bahan bakarnya. Penguatan industri petrokimia nasional harus diadakan agar Indonesia mampu memberikan pasokan yang lebih stabil dan kompetitif. Namun, ketergantungan impor masih menjadi beban bagi industri hulu.
Kapasitas produksi dalam negeri belum dapat mengimbang kebutuhan industri petrokimia nasional. Oleh karena itu, penguatan struktur industri hulu harus dilakukan agar industri dapat menghasilkan bahan bakar yang lebih banyak dan berkualitas tinggi. Selain itu, integrasi antara refinery dan cracker juga harus ditekan agar produk petrokimia Indonesia dapat kompetitif di pasar internasional.
Ketergantungan bahan bakar nafta dan LPG impor masih menjadi masalah bagi industri petrokimia nasional. Sementara itu, kewajiban negara untuk mengurangi impor tidak dapat dipenuhi. Oleh karena itu, pemerintah harus meningkatkan produksi bahan bakar dalam negeri agar impor dapat dikurangi.
Kondisi defisit bahan bakar petrokimia juga menjadi beban bagi industri hilir. Kebutuhan nasional mencapai 4,879 KTA, tetapi pasokan dalam negeri hanya 2,957 KTA. Jadi, impor terus membengkak sehingga biaya logistik turun dan produk lebih kompetitif di pasar internasional.
Kapasitas produksi dalam negeri belum dapat mengimbang kebutuhan industri petrokimia nasional. Oleh karena itu, penguatan struktur industri hulu harus dilakukan agar industri dapat menghasilkan bahan bakar yang lebih banyak dan berkualitas tinggi. Selain itu, integrasi antara refinery dan cracker juga harus ditekan agar produk petrokimia Indonesia dapat kompetitif di pasar internasional.
Ketergantungan bahan bakar nafta dan LPG impor masih menjadi masalah bagi industri petrokimia nasional. Sementara itu, kewajiban negara untuk mengurangi impor tidak dapat dipenuhi. Oleh karena itu, pemerintah harus meningkatkan produksi bahan bakar dalam negeri agar impor dapat dikurangi.
Kondisi defisit bahan bakar petrokimia juga menjadi beban bagi industri hilir. Kebutuhan nasional mencapai 4,879 KTA, tetapi pasokan dalam negeri hanya 2,957 KTA. Jadi, impor terus membengkak sehingga biaya logistik turun dan produk lebih kompetitif di pasar internasional.