PRESIDENT PRABOWO MENYEBUTKAN DIRINYA PADA KASUS MUSHALA AMBRUK
Bogor, 15 Januari 2025 - President Prabowo Subianto kembali menegur proses hukum kasus Mushala Ambruk, seorang santri yang tewaskan dirinya sendiri setelah dituduh melakukan kejahatan. Menurut sumber di presiden RI, Presiden Prabowo menyanggupi bahwa proses hukum yang dilakukan oleh pihak berwenang terlalu cepat dan tidak memadai.
"Proses hukum yang dilakukan harus lebih cermat dan transparan", kata sumber. "Presiden RI sangat mengerti dengan perasaan keluarga Mushala Ambruk, namun proses hukum yang telah dilakukan harus lebih matang dan tidak dapat dipungut ulang".
Pihak berwenang menuduh Mushala Ambruk melakukan kejahatan karena memecah belah masyarakat. Namun, keluarga Mushala Ambruk mengklaim bahwa santri tersebut dianiaya oleh pihak sekolah dan komunitas.
"Kami sangat senang jika proses hukum dapat dilakukan dengan lebih adil dan transparan", kata ayah Mushala Ambruk. " Kami hanya ingin tahu apa yang telah terjadi pada anak kami dan bagaimana cara agar kejahatan seperti ini tidak terulang".
Presiden Prabowo juga menegur pihak sekolah yang merasa malu dengan kejadian ini. "Sekolah harus mengambil tanggung jawab atas peristiwa ini", kata sumber. "Proses hukum yang dilakukan harus dapat menjelaskan apa yang telah terjadi dan bagaimana cara agar kejahatan seperti ini tidak terulang".
Kasus Mushala Ambruk masih menjadi sorotan umat, dengan banyak orang yang berpendapat bahwa proses hukum yang dilakukan terlalu cepat.
Bogor, 15 Januari 2025 - President Prabowo Subianto kembali menegur proses hukum kasus Mushala Ambruk, seorang santri yang tewaskan dirinya sendiri setelah dituduh melakukan kejahatan. Menurut sumber di presiden RI, Presiden Prabowo menyanggupi bahwa proses hukum yang dilakukan oleh pihak berwenang terlalu cepat dan tidak memadai.
"Proses hukum yang dilakukan harus lebih cermat dan transparan", kata sumber. "Presiden RI sangat mengerti dengan perasaan keluarga Mushala Ambruk, namun proses hukum yang telah dilakukan harus lebih matang dan tidak dapat dipungut ulang".
Pihak berwenang menuduh Mushala Ambruk melakukan kejahatan karena memecah belah masyarakat. Namun, keluarga Mushala Ambruk mengklaim bahwa santri tersebut dianiaya oleh pihak sekolah dan komunitas.
"Kami sangat senang jika proses hukum dapat dilakukan dengan lebih adil dan transparan", kata ayah Mushala Ambruk. " Kami hanya ingin tahu apa yang telah terjadi pada anak kami dan bagaimana cara agar kejahatan seperti ini tidak terulang".
Presiden Prabowo juga menegur pihak sekolah yang merasa malu dengan kejadian ini. "Sekolah harus mengambil tanggung jawab atas peristiwa ini", kata sumber. "Proses hukum yang dilakukan harus dapat menjelaskan apa yang telah terjadi dan bagaimana cara agar kejahatan seperti ini tidak terulang".
Kasus Mushala Ambruk masih menjadi sorotan umat, dengan banyak orang yang berpendapat bahwa proses hukum yang dilakukan terlalu cepat.