Pada kesempatan istana, Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menegaskan bahwa utang kereta cepat Jakarta-Bandung tidak boleh menghambat pengembangan infrastruktur lain. Selain itu, proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya juga perlu segera diselesaikan agar tidak menghalangi rencana konsep konektivitas di Indonesia.
Kemudian, AHY menegaskan bahwa utang yang harus segera diselesaikan ini juga tidak boleh kemudian menghambat rencana besar kita untuk mengembangkan konektivitas berikutnya. Karena itu, pihaknya tak cuma membahas soal pengembangan rute kereta cepat Jakarta-Surabaya saja, melainkan pengembangan rute lain maupun jenis transportasi rel lain.
Fasilitas kereta pengangkut barang dari Jakarta-Surabaya juga perlu ditingkatkan. Menurut dia, tidak spesifik harus bicara kereta cepat saja, tapi juga reaktivasi kereta-kereta yang sudah cukup lama perlu kita optimalkan fungsinya.
Namun, AHY mengakui utang Whoosh menjadi sorotan, baik dari masyarakat maupun sejumlah pejabat Kabinet Merah Putih. Ia mengaku telah menggelar rapat dengan Kementerian Perhubungan, PT KAI, serta Badan Pengelola Investasi PT Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) terkait utang Whoosh.
Meski demikian, AHY enggan mengungkapkan hasil rapat bersama sejumlah pemangku kepentingan itu. Ia mengaku menunggu arahan Presiden Prabowo Subianto terkait utang Whoosh.
"Kami masih terus menunggu arahan Pak Presiden, juga sambil terus mengembangkan berbagai opsi yang paling baik dan berkelanjutan," ucapnya.
Kemudian, AHY menegaskan bahwa utang yang harus segera diselesaikan ini juga tidak boleh kemudian menghambat rencana besar kita untuk mengembangkan konektivitas berikutnya. Karena itu, pihaknya tak cuma membahas soal pengembangan rute kereta cepat Jakarta-Surabaya saja, melainkan pengembangan rute lain maupun jenis transportasi rel lain.
Fasilitas kereta pengangkut barang dari Jakarta-Surabaya juga perlu ditingkatkan. Menurut dia, tidak spesifik harus bicara kereta cepat saja, tapi juga reaktivasi kereta-kereta yang sudah cukup lama perlu kita optimalkan fungsinya.
Namun, AHY mengakui utang Whoosh menjadi sorotan, baik dari masyarakat maupun sejumlah pejabat Kabinet Merah Putih. Ia mengaku telah menggelar rapat dengan Kementerian Perhubungan, PT KAI, serta Badan Pengelola Investasi PT Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) terkait utang Whoosh.
Meski demikian, AHY enggan mengungkapkan hasil rapat bersama sejumlah pemangku kepentingan itu. Ia mengaku menunggu arahan Presiden Prabowo Subianto terkait utang Whoosh.
"Kami masih terus menunggu arahan Pak Presiden, juga sambil terus mengembangkan berbagai opsi yang paling baik dan berkelanjutan," ucapnya.