ADB memberi pinjaman Rp7,86 triliun ke PLN untuk transisi energi. Badan Pengembangan dan Kajian Ekonomi Dunia (ADB) memberikan pinjaman senilai 470 juta dolar AS atau sekitar Rp7,86 triliun kepada PT Pembangunan Listrik Negara (Persero) Tbk (PLN) untuk mendukung transisi Indonesia menuju energi terbarukan. Program ini bertajuk "Accelerating Indonesia's Clean Energy Transition Program Tahap 1" dan bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi rendah karbon serta pengembangan energi bersih.
Pinjaman ini akan disalurkan pada pengembangan pembangkit listrik tenaga surya dan angin, memperkuat infrastruktur jaringan listrik di wilayah-wilayah seperti Jawa-Madura-Bali, Sumatra, dan Sulawesi. Selain itu, program ini juga bertujuan meningkatkan kapasitas kelembagaan PLN.
Dengan pinjaman tersebut, ADB berharap dapat mengurangi emisi karbon dioksida hingga 2,5 juta metrik ton per tahun, yang merupakan tujuan penting dalam upaya transisi energi terbarukan. Wakil Direktur ADB untuk Indonesia, Renadi Budiman, menyatakan bahwa program ini menandai langkah penting dalam perjalanan Indonesia menuju masa depan energi lebih bersih dan berkelanjutan.
Program ini selaras dengan target Indonesia meningkatkan porsi energi terbarukan dari 15 persen pada 2024 menjadi 41 persen pada 2040. Program ini juga mendukung langsung Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034, yang mengalokasikan 76 persen dari tambahan kapasitas pembangkit listrik baru sebesar 69,5 gigawatt untuk energi terbarukan.
Pinjaman ini akan disalurkan pada pengembangan pembangkit listrik tenaga surya dan angin, memperkuat infrastruktur jaringan listrik di wilayah-wilayah seperti Jawa-Madura-Bali, Sumatra, dan Sulawesi. Selain itu, program ini juga bertujuan meningkatkan kapasitas kelembagaan PLN.
Dengan pinjaman tersebut, ADB berharap dapat mengurangi emisi karbon dioksida hingga 2,5 juta metrik ton per tahun, yang merupakan tujuan penting dalam upaya transisi energi terbarukan. Wakil Direktur ADB untuk Indonesia, Renadi Budiman, menyatakan bahwa program ini menandai langkah penting dalam perjalanan Indonesia menuju masa depan energi lebih bersih dan berkelanjutan.
Program ini selaras dengan target Indonesia meningkatkan porsi energi terbarukan dari 15 persen pada 2024 menjadi 41 persen pada 2040. Program ini juga mendukung langsung Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034, yang mengalokasikan 76 persen dari tambahan kapasitas pembangkit listrik baru sebesar 69,5 gigawatt untuk energi terbarukan.