Pernyataan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia terhadap oknum yang ingin menghambat hilirisasi dalam negeri, tentu membuat banyak masyarakat Indonesia berkeinginan untuk lebih tahu tentang program hilirisasi ini. Menurut Bahlil, ada beberapa oknum yang tidak ingin hilirisasi Indonesia berjalan dengan baik, karena mereka sudah terbiasa dengan ekspor bahan baku dan tidak mau mengorbankan keuntungan mereka.
Bahlil juga menyatakan bahwa tidak hanya dalam negeri, tetapi banyak negara di dunia juga tidak ikhlas untuk mendukung program hilirisasi Indonesia. Mereka mungkin memiliki masalah internal yang harus diatasi sebelum bisa mendukung hilirisasi ini.
Namun, menurut Bahlil, ada beberapa kesuksesan dalam program hilirisasi seperti pada komoditas nikel. Pada 2017-2018, ekspor nikel hanya sekitar US$ 3,3 miliar. Namun, setelah Indonesia menerapkan strategi hilirisasi, nilai ekspor nikel naik menjadi sekitar US$ 34-40 miliar.
Bahlil juga menekankan bahwa dia tidak akan mundur dalam menjalankan program hilirisasi ini, meskipun ada beberapa oknum yang tidak suka dengan keputusan pemerintah. Dia percaya bahwa banyak orang yang memiliki niat untuk mendukung hilirisasi Indonesia dan dia akan bekerja sama dengan para stakeholder untuk mewujudkan cita-cita ini.
Dalam keseluruhan, program hilirisasi Indonesia masih perlu dilindungi dari oknum-oknum yang tidak ingin melihat Indonesia maju. Namun, dengan kerja sama semua pihak, dia percaya bahwa hilirisasi ini dapat membawa keuntungan bagi negara dan rakyat Indonesia.
Bahlil juga menyatakan bahwa tidak hanya dalam negeri, tetapi banyak negara di dunia juga tidak ikhlas untuk mendukung program hilirisasi Indonesia. Mereka mungkin memiliki masalah internal yang harus diatasi sebelum bisa mendukung hilirisasi ini.
Namun, menurut Bahlil, ada beberapa kesuksesan dalam program hilirisasi seperti pada komoditas nikel. Pada 2017-2018, ekspor nikel hanya sekitar US$ 3,3 miliar. Namun, setelah Indonesia menerapkan strategi hilirisasi, nilai ekspor nikel naik menjadi sekitar US$ 34-40 miliar.
Bahlil juga menekankan bahwa dia tidak akan mundur dalam menjalankan program hilirisasi ini, meskipun ada beberapa oknum yang tidak suka dengan keputusan pemerintah. Dia percaya bahwa banyak orang yang memiliki niat untuk mendukung hilirisasi Indonesia dan dia akan bekerja sama dengan para stakeholder untuk mewujudkan cita-cita ini.
Dalam keseluruhan, program hilirisasi Indonesia masih perlu dilindungi dari oknum-oknum yang tidak ingin melihat Indonesia maju. Namun, dengan kerja sama semua pihak, dia percaya bahwa hilirisasi ini dapat membawa keuntungan bagi negara dan rakyat Indonesia.