Proyek hilirisasi di Indonesia, mulai tahun 2040 mendatang, akan dimulai dari sektor tambang mineral dan batu bara, tercatat sebanyak 90%. Hal ini disampaikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia.
Bahlil memperjelas bahwa, hilirisasi akan dimulai dari sektor tambang mineral dan batu bara untuk meningkatkan nilai tambah hasil ekspor Indonesia. Contohnya adalah ekspor nikel, yang nilai tambahnya meningkat hingga 10 kali lipat sejak tahun 2019 hingga sekarang.
Berdasarkan catatan Kementerian Investasi dan Hilirisasi, ada 28 komoditas yang dihasilkan Indonesia yang berpotensi hilirisis, seperti nikel (42%), timah (16,3%), tembaga (3%), bauksit (4%) hingga besi baja.
Bahlil memperjelas bahwa, hilirisasi akan dimulai dari sektor tambang mineral dan batu bara untuk meningkatkan nilai tambah hasil ekspor Indonesia. Contohnya adalah ekspor nikel, yang nilai tambahnya meningkat hingga 10 kali lipat sejak tahun 2019 hingga sekarang.
Berdasarkan catatan Kementerian Investasi dan Hilirisasi, ada 28 komoditas yang dihasilkan Indonesia yang berpotensi hilirisis, seperti nikel (42%), timah (16,3%), tembaga (3%), bauksit (4%) hingga besi baja.