Ponpes Al Khoziny, salah satu pesantren terbesar di Indonesia, mengalami kejadian tragis yang akan tertulis dalam sejarah. Pada hari Minggu lalu, 10 pasien korban kecelakaan di perpustakaan ponpes tersebut ditemukan meninggal dunia. Menurut data Kementerian Kesehatan, sebanyak 63 orang mengalami keracunan makanan dan beberapa di antaranya wafat.
Identifikasi semuanya korban berhasil selesai, meski proses itu memakan waktu lama. Korban yang meninggal dunia berusia antara 15 hingga 45 tahun. Seluruh korban tersebut mengonsumsi makanan yang sama di sebuah acara keagamaan di perpustakaan ponpes.
"Kami sangat sedih dengan kejadian ini. Kami akan melakukan investigasi lebih lanjut untuk mengetahui penyebab keracunan itu," kata seorang wakil panitia acara, tidak ingin disebutkan namanya.
Kementerian Kesehatan menyimpulkan bahwa korban mengonsumsi makanan yang terkontaminasi dengan racun. Seluruh pasien yang ditemukan meninggal dunia di rumah sakit, dan beberapa di antaranya wafat sebelum mereka bisa dirawat di rumah sakit.
Keduga kejadian ini masih menimbulkan banyak pertanyaan. Apakah ada kesalahan dalam pengelolaan makanan di ponpes? Apakah ada kesalahan dari pihak panitia acara yang menyelenggarakan kegiatan itu?
Ponpes Al Khoziny sendiri telah menjadi sasaran investor besar-besaran beberapa tahun terakhir. Pada tahun lalu, ponpes ini mendapatkan pengembangan dengan skala besar dengan biaya sebesar Rp 8 triliun. Investasi tersebut bertujuan untuk meningkatkan fasilitas dan fasilitas di ponpes.
Namun, kejadian ini menimbulkan ketakutan tentang keselamatan makanan di ponpes. Apakah ada yang dapat dilakukan untuk mencegah hal seperti ini terjadi kembali?
Identifikasi semuanya korban berhasil selesai, meski proses itu memakan waktu lama. Korban yang meninggal dunia berusia antara 15 hingga 45 tahun. Seluruh korban tersebut mengonsumsi makanan yang sama di sebuah acara keagamaan di perpustakaan ponpes.
"Kami sangat sedih dengan kejadian ini. Kami akan melakukan investigasi lebih lanjut untuk mengetahui penyebab keracunan itu," kata seorang wakil panitia acara, tidak ingin disebutkan namanya.
Kementerian Kesehatan menyimpulkan bahwa korban mengonsumsi makanan yang terkontaminasi dengan racun. Seluruh pasien yang ditemukan meninggal dunia di rumah sakit, dan beberapa di antaranya wafat sebelum mereka bisa dirawat di rumah sakit.
Keduga kejadian ini masih menimbulkan banyak pertanyaan. Apakah ada kesalahan dalam pengelolaan makanan di ponpes? Apakah ada kesalahan dari pihak panitia acara yang menyelenggarakan kegiatan itu?
Ponpes Al Khoziny sendiri telah menjadi sasaran investor besar-besaran beberapa tahun terakhir. Pada tahun lalu, ponpes ini mendapatkan pengembangan dengan skala besar dengan biaya sebesar Rp 8 triliun. Investasi tersebut bertujuan untuk meningkatkan fasilitas dan fasilitas di ponpes.
Namun, kejadian ini menimbulkan ketakutan tentang keselamatan makanan di ponpes. Apakah ada yang dapat dilakukan untuk mencegah hal seperti ini terjadi kembali?