SPPG di Wirobrajan Yogyakarta Terhentik Setelah Hidangan MBG Diduga Memicu Keracunan 491 Siswa.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo mengumumkan bahwa SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) di Wirobrajan, Kota Yogyakarta telah berhenti beroperasi sementara setelah hidangan Makan Bergizi Gratis (MBG) produksinya diduga memicu keracunan pada 491 siswa.
Hasta Wardoyo mengaku telah melaporkan langsung kejadian dugaan keracunan di wilayah ini kepada Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana. Arahan pusat, SPPG ini belum akan mendistribusikan MBG ke 9 sekolah penerima manfaat hingga tahap evaluasi selesai.
Dengan menghentikan operasional sementara ini, Hasto Wardoyo menekankan bahwa hal ini adalah bagian dari prosedur tetap (protap) apabila muncul dugaan keracunan akibat MBG produksi suatu SPPG.
"Aku sambil menunggu hasil evaluasi, saya kira (operasional SPPG) untuk kita berhenti sejenak, nanti begitu evaluasi sudah ada bisa kita jalankan lagi," kata Hasto saat dihubungi.
Selain itu, Hasto Wardoyo juga mengungkap arahan Dadan lainnya, yakni pengurangan jumlah paket produksi SPPG terkait. SPPG Wirobrajan diketahui memproduksi sekitar 3.400 pack dan pascakejadian keracunan ini kemungkinan angkanya dibatasi menjadi 2 ribu atau lebih sedikit lagi.
"Itu 3.400 terlalu banyak lah, Pak Kepala BGN menyampaikan ke saya ke depan akan dikurangi. Mungkin dibatasi dua ribu atau lebih rendah lagi," jelas Hasto.
Hal ini disebabkan karena bakteri menjadi pemicu dugaan keracunan yang mengakibatkan 491 siswa mengalami gejala serupa setelah menyantap hidangan pada Rabu siang dan mulai timbul gejala keracunan di Kamis dini hari.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo mengumumkan bahwa SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) di Wirobrajan, Kota Yogyakarta telah berhenti beroperasi sementara setelah hidangan Makan Bergizi Gratis (MBG) produksinya diduga memicu keracunan pada 491 siswa.
Hasta Wardoyo mengaku telah melaporkan langsung kejadian dugaan keracunan di wilayah ini kepada Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana. Arahan pusat, SPPG ini belum akan mendistribusikan MBG ke 9 sekolah penerima manfaat hingga tahap evaluasi selesai.
Dengan menghentikan operasional sementara ini, Hasto Wardoyo menekankan bahwa hal ini adalah bagian dari prosedur tetap (protap) apabila muncul dugaan keracunan akibat MBG produksi suatu SPPG.
"Aku sambil menunggu hasil evaluasi, saya kira (operasional SPPG) untuk kita berhenti sejenak, nanti begitu evaluasi sudah ada bisa kita jalankan lagi," kata Hasto saat dihubungi.
Selain itu, Hasto Wardoyo juga mengungkap arahan Dadan lainnya, yakni pengurangan jumlah paket produksi SPPG terkait. SPPG Wirobrajan diketahui memproduksi sekitar 3.400 pack dan pascakejadian keracunan ini kemungkinan angkanya dibatasi menjadi 2 ribu atau lebih sedikit lagi.
"Itu 3.400 terlalu banyak lah, Pak Kepala BGN menyampaikan ke saya ke depan akan dikurangi. Mungkin dibatasi dua ribu atau lebih rendah lagi," jelas Hasto.
Hal ini disebabkan karena bakteri menjadi pemicu dugaan keracunan yang mengakibatkan 491 siswa mengalami gejala serupa setelah menyantap hidangan pada Rabu siang dan mulai timbul gejala keracunan di Kamis dini hari.