Bunuh Diri di Indonesia: Apa yang Membuat Bangsa Kami Lebih Rentan?
Menurut Global Burden of Disease Study, kasus bunuh diri di Indonesia telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Menurut data WHO, ada sekitar 746.000 kematian akibat bunuh diri di seluruh dunia pada tahun 2021.
Namun, apa yang membuat kita lebih rentan terhadap bunuh diri? Apakah itu karena kurangnya sumber daya kesehatan mental, tekanan ekonomi, atau pengaruh norma sosial?
Menurut WHO, kasus bunuh diri global terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Empat dari sepuluh negara dengan tingkat bunuh diri tertinggi berada di Afrika, termasuk Lesotho, yang menduduki puncak daftar tersebut sejak 2018.
Indonesia sendiri memiliki tingkat bunuh diri yang relatif tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia. Menurut data Kementerian Keluarga dan Komunitas, tingkat bunuh diri di Indonesia mencapai 5,4 per 100.000 penduduk pada tahun 2020.
Tapi apa yang menyebabkan kita lebih rentan terhadap bunuh diri? Menurut beberapa sumber, itu karena kurangnya sumber daya kesehatan mental, tekanan ekonomi, dan pengaruh norma sosial.
Kurangnya sumber daya kesehatan mental adalah salah satu faktor yang paling signifikan. Menurut data WHO, negara-negara dengan tingkat bunuh diri tertinggi memiliki jumlah tenaga kesehatan mental yang jauh di bawah rata-rata global.
Tekanan ekonomi juga merupakan faktor lain yang membuat kita lebih rentan terhadap bunuh diri. Menurut data Global Burden of Disease Study, kasus bunuh diri akibat tekanan ekonomi meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Dan pengaruh norma sosial juga berperan dalam menabung bunuh diri. Menurut beberapa sumber, itu karena kita tidak nyaman untuk membicarakan tentang permasalahan mental dan emosi kita.
Jadi, bagaimana kita bisa mengatasi masalah ini? Menurut beberapa ahli, itu dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental dan memberikan dukungan yang lebih baik kepada mereka yang sedang mengalami kesulitan.
Menurut Global Burden of Disease Study, kasus bunuh diri di Indonesia telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Menurut data WHO, ada sekitar 746.000 kematian akibat bunuh diri di seluruh dunia pada tahun 2021.
Namun, apa yang membuat kita lebih rentan terhadap bunuh diri? Apakah itu karena kurangnya sumber daya kesehatan mental, tekanan ekonomi, atau pengaruh norma sosial?
Menurut WHO, kasus bunuh diri global terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Empat dari sepuluh negara dengan tingkat bunuh diri tertinggi berada di Afrika, termasuk Lesotho, yang menduduki puncak daftar tersebut sejak 2018.
Indonesia sendiri memiliki tingkat bunuh diri yang relatif tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia. Menurut data Kementerian Keluarga dan Komunitas, tingkat bunuh diri di Indonesia mencapai 5,4 per 100.000 penduduk pada tahun 2020.
Tapi apa yang menyebabkan kita lebih rentan terhadap bunuh diri? Menurut beberapa sumber, itu karena kurangnya sumber daya kesehatan mental, tekanan ekonomi, dan pengaruh norma sosial.
Kurangnya sumber daya kesehatan mental adalah salah satu faktor yang paling signifikan. Menurut data WHO, negara-negara dengan tingkat bunuh diri tertinggi memiliki jumlah tenaga kesehatan mental yang jauh di bawah rata-rata global.
Tekanan ekonomi juga merupakan faktor lain yang membuat kita lebih rentan terhadap bunuh diri. Menurut data Global Burden of Disease Study, kasus bunuh diri akibat tekanan ekonomi meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Dan pengaruh norma sosial juga berperan dalam menabung bunuh diri. Menurut beberapa sumber, itu karena kita tidak nyaman untuk membicarakan tentang permasalahan mental dan emosi kita.
Jadi, bagaimana kita bisa mengatasi masalah ini? Menurut beberapa ahli, itu dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental dan memberikan dukungan yang lebih baik kepada mereka yang sedang mengalami kesulitan.