Sanggar tari Yayasan Ayodya Pala berhasil meraih Rekor Dunia Museum Rekor Dunia (MURI) dengan menampilkan penari sebanyak 1.117 orang dalam pertunjukan tari di Depok Open Space, Balai Kota Depok, Sabtu lalu. Kegiatan ini merupakan capaian yang membanggakan bagi sanggar yang berdiri selama 45 tahun dan memiliki lebih dari 3.000 anggota.
Ketua Yayasan Ayodya Pala, Budi Agustinah Sueko, menjelaskan bahwa ide awalnya adalah membuat pertunjukan yang berdampak positif bagi dunia seni tari. Namun, mereka tidak terlalu yakin untuk menentukan jumlah penari yang akan ditampilkan, karena belum pernah ada satu sanggar yang menampilkan lebih dari seribu penari.
"Kami awalnya target seribu penari, tapi ternyata belum pernah ada satu sanggar yang menampilkan lebih dari seribu penari. MURI memberikan apresiasi rekor dunia," katanya.
Ayodya Pala diikuti oleh 38 sanggar dari total 45 sanggar yang tersebar di berbagai wilayah. Kegiatan ini juga memberi dampak besar bagi pelaku UMKM dan ekonomi kreatif di sekitar lokasi acara, seperti multiplayer effect, okupasi penuh, dan UMKM bergerak.
Rekor kali ini merupakan kategori pertunjukan penari terbanyak dari satu sanggar. Jumlah 1.117 penari dipilih sesuai ketersediaan lokasi dan menjadi angka optimal yang dapat ditampilkan. Penari yang tampil berasal dari berbagai usia, mulai 5 hingga 30 tahun, dengan membawakan beragam tarian nusantara yang dikemas dalam konsep Bhineka, mewakili keberagaman etnis di Kota Depok.
Konsep Bhineka menggambarkan suku-suku yang ada di Indonesia berkumpul di Depok. "Konsep Bhineka menggambarkan suku-suku yang ada di Indonesia berkumpul di Depok," kata Wakil Ketua Yayasan Denta Mandra Pradipta Budiastomo.
Kegiatan ini menimbulkan kebanggaan bagi masyarakat Sunda, Jawa Barat, dan Indonesia secara umum.
Ketua Yayasan Ayodya Pala, Budi Agustinah Sueko, menjelaskan bahwa ide awalnya adalah membuat pertunjukan yang berdampak positif bagi dunia seni tari. Namun, mereka tidak terlalu yakin untuk menentukan jumlah penari yang akan ditampilkan, karena belum pernah ada satu sanggar yang menampilkan lebih dari seribu penari.
"Kami awalnya target seribu penari, tapi ternyata belum pernah ada satu sanggar yang menampilkan lebih dari seribu penari. MURI memberikan apresiasi rekor dunia," katanya.
Ayodya Pala diikuti oleh 38 sanggar dari total 45 sanggar yang tersebar di berbagai wilayah. Kegiatan ini juga memberi dampak besar bagi pelaku UMKM dan ekonomi kreatif di sekitar lokasi acara, seperti multiplayer effect, okupasi penuh, dan UMKM bergerak.
Rekor kali ini merupakan kategori pertunjukan penari terbanyak dari satu sanggar. Jumlah 1.117 penari dipilih sesuai ketersediaan lokasi dan menjadi angka optimal yang dapat ditampilkan. Penari yang tampil berasal dari berbagai usia, mulai 5 hingga 30 tahun, dengan membawakan beragam tarian nusantara yang dikemas dalam konsep Bhineka, mewakili keberagaman etnis di Kota Depok.
Konsep Bhineka menggambarkan suku-suku yang ada di Indonesia berkumpul di Depok. "Konsep Bhineka menggambarkan suku-suku yang ada di Indonesia berkumpul di Depok," kata Wakil Ketua Yayasan Denta Mandra Pradipta Budiastomo.
Kegiatan ini menimbulkan kebanggaan bagi masyarakat Sunda, Jawa Barat, dan Indonesia secara umum.